DIKSI.CO, SAMARINDA - Untuk ke sekian kalinya, terjadi lagi modus penipuan bermotif orderan fiktif yang menimpa salah seorang pekerja kurir di Samarinda.
Nasib apes dialami pemuda bernama Wahyu Maulana (18), pemuda yang baru 1 bulan bekerja menjadi kurir.
Wahyu mendapat orderan fiktif dari oknum customer yang tidak bertanggung jawab.
Dijelaskan Wahyu, secara singkat, kronologi kejadian bermula dari tawaran pemilik usaha jasa kurir "Anugerah" yang dilempar di salah satu grup ia bekerja.
Di mana kala itu, ia menyanggupi mengantarkan sebuah pesanan produk cream pemutih dengan kesepakatan, Wahyu mendahulukan setengah dari total harga barang sejumlah Rp 1 juta pada Selasa (2/6/2020).
Wahyu menjelaskan, saat dirinya mengambil orderan pengantaran yang berada di Jalan Talang Sari tepatnya di kompleks Perumahan Talang Sari Regency.
Namun dirinya tak menaruh curiga sedikitpun, lantaran sering mendapatkan pesanan di daerah perumahan tersebut.
Wahyu tidak sendiri, teman satu tempat ia bekerja di Anugerah Kurir, yakni Andi (19) juga mengalami nasib yang sama.
Sebelum Wahyu mengambil orderan itu, Andi terlebih dahulu mendapatkan pesanan fiktif tersebut dengan nominal yang sama.
"Pas itu saya dapat antaran ke Jalan Juanda, waktu sesampainya di Jalan Juanda, teman saya Andi menelepon, menyuruh untuk memeriksa isi kantong yang saya bawa. Saat saya buka ternyata isinya bukan cream melainkan diapers anak," ucap Wahyu saat di wawancara awak media, Rabu (3/6/2020) malam.
Mengetahui mereka tertipu, Wahyu dan Andi kemudian mendatangi rumah wanita yang yang tercantum dalam aplikasi order.
"Sesampainya di rumah itu, bukan wanita tersebut yang keluar, melainkan orang lain yang tak merasa memakai jasa saya," ucapnya.
"Saat itu yang memesan meminta antar barangnya wanita muda memakai jilbab dan masker, dan sudah saya coba telepon tapi nomornya sudah tak aktif lagi," tambahnya.
Atas kejadian itu, Wahyu dan rekannya langsung melaporkan ke pihak berwajib, namun sesampainya laporan mereka tak dapat di proses lantaran kerugian yang mereka alami kurang dari Rp 2,5 juta.
Tak patah arang, mereka lantas mencoba mengadukan apa yang mereka alami ke Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Pelita.
Ketua FKPM Pelita, Marno Mukti, pihaknya sudah mendatangi tempat kejadian, dan mendapatkan informasi di sekitar perumahan.
"Modus pelaku yaitu masuk ke halaman rumah orang dan saat kurir datang berpura-pura sebagai pemilik rumah," jelas Marno.
"Kami sudah mengantongi nama dan foto pelaku, dan saat ini masih kami cari, sebab dari informasi beberapa saksi, pelaku memang sering melakukan aksinya," tambahnya
Lantaran sering mendapatkan laporan seperti itu, Marno mengimbau kepada kurir dan perusahan kurir agar lebih waspada dalam mengambil orderan pengantaran.
"Modus penipu beragam cara, contohnya seperti ini, jadi sebaiknya para kurir lebih berhati-hati menerima sebuah orderan," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)