DIKSI.CO, SAMARINDA - Kebakaran yang terjadi di Bilangan P Bendahara, RT 07, Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang pada Jumat (26/2/2021) pukul 09.15 pagi kemarin telah diidentifikasi penyebabnya oleh aparat berwajib.
Selama sehari penuh, Unit Inafis Polresta Samarinda bersama jajaran Polsek Samarinda Seberang terus bekerja. Sebab sejak memasuki awal tahun di Kota Tepian, peristiwa amukan si jago merah yang meluluhlantakan 15 bangunan itu menjadi yang terbesar.
"Dari hasil pemeriksaan di TKP kebakaran di wilkum (wilayah hukum) Polsek Samarinda Seberang disebabkan dari arus listrik pada kabel," tutur Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Yuliansyah melalui Kasubnit Inafis, Aipda Herry Cahyadi, Sabtu (27/2/2021) siang tadi.
Lanjut Herry, kabel yang diduga mengalami korsleting itu dikarenakan pararel kabel yang tidak beraturan.
"Lokasi kabel yang kami amankan berada di dekat ruang dapur," imbuhnya.
Untuk diketahui, hasil yang didapat terkait sebab kebakaran merupakan hasil gelar tempat kejadian perkara yang dilakukan aparat kepolisian pada Jumat (26/2/2021) pukul 17.30 Wita, sore kemarin.
Sekira satu jam bekerja, pihak kepolisian terpantau membungkus sebuah kabel paralel untuk diamati guna memastikan sumber api. Dan hasilnya, sesuai dugaan kalau asal api dikarenakan hubungan pendek arus listrik.
Diwartakan sebelumnya, akibat amukan si jago merah sedikitnya, 15 hunian warga ludes. Tak hanya itu, harta benda warga seperti empat unit sepeda motor juga diketahui lululantah dilahap di jago merah.
Api yang dengan cepat menyebar di bangunan warga bermaterialkan kayu di tepi Sungai Mahakam ini sontak menjadi sorotan. Meski upaya swadaya telah dilakukan, namun warga hanya pasrah melihat hunian mereka porak-poranda.
Akibat peristiwa itu, tercatat ada 25 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 103 orang dan 15 bangunan menjadi korbannya.
15 bangunan tersebut, diketahui tiga di antaranya merupakan hunian pribadi dan 12 sisanya berbentuk bangunan bangsal.
Puluhan jiwa yang menjadi korban kebakaran ini pun tentu kebingungan sebab malam mulai datang. Sebagian di antaranya memilih mengungsi ke rumah keluarga mereka, sedangkan beberap sisanya terpaksa menginap di posko pengungsian.(tim redaksi Diksi)