Sabtu, 5 Oktober 2024

Jubir Presiden RI : Komunitas Intelektual Kunci Suksesnya Kebijakan Adaptasi Kenormalan Baru

Koresponden:
diksi redaksi
Rabu, 15 Juli 2020 13:16

Webinar seri #1 dengan tema Komunikasi Politik Pemerintah RI dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Menuju Kenormalan Baru/ IST

DIKSI.CO, SAMARINDA - Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Mulawarman hadirkan Juru Bicara Presiden RI, M. Fadjroel Rachman dalam agenda webinar seri #1 dengan tema Komunikasi Politik Pemerintah RI dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Menuju Kenormalan Baru, Rabu (15/7/2020) melalui platform zoom meeting.

Hadir membuka acara Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. Masjaya. 

Dalam kesempatan itu, Fadjroel ditemani dua akademisi Universitas Mulawarman yang memberi perspektif tentang komunikasi dan politik yakni Dr. Silviana Purwanti dan Dr. Jauchar Barlian. 

Fadjroel menegaskan kondisi pandemi yang terjadi saat ini dan carut marut informasi yang menyertainya menjadi wilayah kajian ilmu komunikasi.

Kajian ini menurut Fadjroel membantu pemerintah dalam merumuskan bentuk komunikasi yang tepat kepada masyarakat.

“Disinilah kami menganggap penting untuk menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Terutama agar mendapat masukan melalui kajian penelitian yang dilakukan akademisi komunikasi. Ini akan membantu pemerintah mendapatkan persepsi positif,” jelasnya.   

Sejumlah penelitian yang berkaitan tentang komunikasi dan covid-19 yang sedang dan telah dilakukan akademisi di Prodi Ilmu komunikasi disampaikan moderator, Nurliah, kepada mantan aktifis 98 ini.

Ia memberi apresiasi atas penelitian-penelitian tersebut. Fadjroel berharap penelitian-penelitian yang berkaitan tentang covid dan kebijakan pemerintah yang berasal dari akademisi terus berlanjut. 

Fadjroel menilai term adaptasi kebiasaan baru yang berusaha disampaikan ke masyarakat  sangat sesuai dengan strategi komunikasi yang dilakukan tim Presiden RI. Pasalnya, persepsi positif dapat tumbuh melalui diskusi-diskusi terbuka dengan sejumlah komunitas intelektual.

Kegiatan saat ini, jelas alumni doktor ilmu komunikasi Universitas Indonesia ini sejalan dengan branding sebagai presiden yang demokratis. Hal ini membuktikan bahwa presiden tak menutup pintu-pintu diskusi terkait kebijakan yang dikeluarkannya. Pada akhirnya, Fadjroel melihat akan tumbuh kepercayaan yang bermuara pada persepsi yang positif.

“Strategi komunikasi ini sejalan dengan teori Berlo, SMCR. Sender, Massage, Channel dan Receiver. SMCR ini formulasi sederhana yang tepat untuk bisa mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang Adaptasi Kebiasaan Baru. Langkah awalnya adalah membuka diskusi melalui komunitas intelektual. Ini bisa menambah trust sehingga memunculkan persepsi positif,” terangnya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews