DIKSI.CO, SAMARINDA - Diresmikan sejak 1987, Jembatan Mahakam telah ditabrak 17 kali, itu pun angka yang telah terdata di KSOP Samarinda.
Terbaru, Jembatan Mahakam kembali ditabrak, pada Senin pagi tadi (30/8/2021). Pelakunya kapal tongkang batu bara.
Video penabrakan Jembatan Mahakam oleh kapal pengangkut batu bara itupun viral di media sosial.
Arih Franata Filifus Sembiring, Kepala Dinas Perhubungan Kaltim menyampaikan tertabraknya tiang pancang Jembatan Mahakam diakibatkan oleh kawat seling penarik tongkang putus.
Saat itu, belum memasuki waktu untuk pengolongan jembatan. Untuk itu, Tugboat yang saat itu menarik tongkang lalu memutar kapalnya ke arah kanan.
Saat memutar itulah diduga kawat seling putus hingga mengakibatkan tongkang kehilangan kendali lalu menabrak pilar jembatan.
"Belum waktunya dia melewati jembatan udah dekat kemudin mutar. Saat mutar selingnya putus. Dia melintang sehingga terjadi penyempitan alur sehingga banyak kapal sulit liewat dari hilir," kata AFF Sembiring, Senin (30/8/2021).
Karena belum memasuki waktu pengolongan yang sudah ditetapkan, tidak ada kapal pandu saat terjadinya tabrakan.
"Kan ada waktunya tidak bisa lewat seenaknya, jadi KSOP menyusun jadwal kapan dia harus lewat. Belum sampai kepada pandu. Dari Kalau dari pandu tidak sampai begini," sambungnya.
Saat ini petugas kapal tagboat telah diperiksa oleh Polairud untuk dimintai keterangan.
"Tugboat sudah digeser, sekarang diperiksa di Polairud," jelasnya.
Kalau Terbukti Lalai Akan Disanksi
Sementara itu, Isran Noor, Gubernur Kaltim memastikan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kejadian ini.
Kejadian penabrakan jembatan yang terus berulang akan ditindaklanjuti, jika terbukti lalai, pengusahaan tongkang akan disanksi.
"Saya cek dulu, pasti kami tindaklanjuti. Ada sanksi segala macam. Kami evaluasi dulu ada hal disengaja atau tidak, lalai pasti ketahuan kerjasama dengan pihak perhubungan," tegasnya.
Isran berkisah saat dibangun dahulu, Jembatan Mahakam memiliki konstruksi yang memang berpotensi besar tertabrak kapal. Hal itu lantaran antar tiang pancang berjarak sangat dekat.
Isran bahkan mengibatarkan Jembatan Mahakam adalah jembatan dengan konstruksi untuk peruntukan Sungai Karang Mumus, namun dibangun di Sungai Mahakam.
"Tidak apa-apa, memang jembatan dibangun di Karang Munus dibangun di situ (Sungai Mahakam) memang pilarnya berdemoetan. Risiko makin besar arus deras kenapa karena penyempitan sungai," paparnya.
"Dulu awalnya di hulu Sungai Kunjang dengan sistem parabola di atas 48 meter permukaan air, jadi kapal bisa lewat. Saat itu pertimbangan cepat selesai. Tidak menghitung sepanjang bisa dipakai, dipakai saja dulu," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)