Selasa, 26 November 2024

Hari Pertama Lockdown, Dayat Si Pedagang Mainan Anak-anak Tak Ada Pembeli

Koresponden:
Achmad Tirta Wahyuda
Sabtu, 6 Februari 2021 9:47

Dayat, pedagang mainan keliling, ditemui Sabtu (6/2/2021)/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Sepeda butut berhiaskan karat besi dengan gantungan pernak pernik mainan anak-anak tampak terparkir rapi di pinggir jalan, tepatnya di area taman Samarendah yang tiap sore biasa dikunjungi warga untuk menghabiskan waktu atau berolahraga.

Sepeda itu milik seorang pria rantau asal Banjarmasin bernama Dayat (30). Ia seorang pedagang mainan anak-anak. Dayat biasa berkeliling Samarinda untuk menjajakan mainan gelembung sabun dan tongkat peri.

Berbeda seperti hari biasa, Dayat yang ditemui awak media, Sabtu (6/2/2021) terlihat kurang bersemangat. Sesekali ia hanya memindahkan barang-barang dagangannya sambil menatap sendu.

Jelas saja, sejak pagi mengayuh sepeda, hingga pukul 16.52 wita, belum satupun dagangannya laku.

"Sepi banget hari ini om. Kadada (gak ada) orang keluar rumah," tuturnya lirih. 

Benar saja, hari pertama pemberlakuan lockdown di Kota Samarinda amat berdampak pada mata pencaharian Dayat yang menggantungkan hidup dari berjualan mainan.

"Biasa disini (taman Samarendah) ramai kalau sore. Ini gak ada orang satupun," ucapnya.

Dayat hanya bisa pasrah, dirinya yang hidup sendirian di Ibu Kota Kaltim ini tidak punya tempat tinggal. Sehari-hari ia tidur di emperan jalan beralaskan kardus.

Usaha yang ia jajakan diakuinya juga bukan miliknya. Ia hanya mengambil upah dari hasil jualan mainan. Mainan yang dijual Dayat dibandrol Rp 15 ribu. Hasilnya digunakan untuk makan sehari-hari.

"Harga mainan Rp 15 ribu. Paling besar dapat upah Rp 5 ribu 1 mainan kalau laku om," ungkapnya.

Namun, alih-alih dapat untung untuk membeli makanan. Untuk melepas dahaga saja Dayat harus meminta kepada warga yang ia jumpai di rumah.

"Kalau Ulun (saya) banyak-banyak berdoa saja. Mudahan ada rezeki buat makan," ucapnya.

Meski dalam kondisi sulit, Dayat masih menunjukkan sikap optimis. Hal ini dibuktikan dengan keinginannya yang masih ingin berkeliling Kota Tepian.

"Habis ini mau ke Pasar Pagi, Juanda, Pasar Kedondong, Vorvo, pokoknya jalan terus aja om," tegasnya.

Ia berharap ada solusi dari pemerintah untuk masyarakat. Khususnya yang berada pada taraf ekonomi rendah. 

"Mudah-mudahan ada perhatian ke kami-kami yang cari duit buat makan aja susah. Kalau semua orang di rumah terus gak ada bantuan apa-apa, ya saya gak tau lagi besok makan apa. Kangkung liar juga dimakan kalau ada," tutupnya berkelakar. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews