DIKSI.CO, SAMARINDA - Dampak dari cuaca panas dan kemarau yang berkepanjangan di Samarinda telah merambah ke sektor ekonomi, terutama pada harga tomat yang melambung tinggi.
Muhammad Ansar, seorang pedagang di Pasar Segiri Samarinda, menyatakan bahwa kenaikan harga tomat ini mulai berlaku sejak 1 Januari 2024.
"Tomat yang sebelumnya hanya sepuluh ribu per kilogramnya, kini sudah mencapai 35 ribu per kilogramnya," ujar Ansar.
Ansar mengakui bahwa kenaikan ini merupakan yang paling tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah cuaca yang tidak menentu.
"Saat ini Samarinda sering hujan, namun, sebelumnya ada kemarau panjang yang memengaruhi hasil panen tomat," jelasnya.
Tidak hanya faktor cuaca, tetapi kenaikan harga juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan konsumen.
"Permintaan meningkat, orang berani hantam harga, sedangkan pasokan kita dapat dari Sulawesi. Memang setiap awal tahun selalu naik," ucapnya.
Peningkatan permintaan yang signifikan bersamaan dengan ketersediaan pasokan yang terbatas menjadi penyebab utama lonjakan harga. Meski demikian, Ansar memastikan bahwa pembeli masih stabil meskipun harga tinggi.
"Meski mahal, tetap dibeli saja. Kalau turun, pasti turun nanti harganya," tegasnya.
Bukan hanya tomat, bawang prei juga mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Ansar mengungkapkan bahwa harga bawang prei naik drastis dalam satu bulan terakhir, mencapai Rp50 - 60 ribu per kilogram dari harga biasanya yang sekitar Rp30 ribu.
"Kita harapkan situasinya segera membaik dan harga kembali normal. Konsumen tetap setia meski harga naik, tapi tentu kita berharap ada penurunan harga dalam waktu dekat," pungkasnya. (redaksi)