DIKSI.CO, SAMARINDA - Sesaat setelah insiden tumpahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), air di Sungai Mahakam berubah warna.
Tumpahan CPO pada Sabtu (10/4/2021) ini bahkan mencapai tujuh kilometer.
Diketahui insiden tumpahnya CPO berawal saat tongkang jenis Self-propelled Oil Barge (SPOB) karam di Sungai Mahakam.
Padahal kapal tersebut tengah mengangkut 120 ton minyak kelapa sawit.
Kejadian itu berada tak jauh dari Jembatan Mahkota 2, Kelurahan Simpang Pasir, Palaran.
Dikonfirmasi terkait informasi lebih lanjut penelusuran pihak DLH, Ence Ahmad Rafiddin Rizal, Kepala DLH Kaltim, menyampaikan pihaknya tak bisa berkomentar banyak.
Terkait penyampaian informasi penanganan tumpahan CPO, akan melalui Balai Gakkum KLHK.
"Sesuai koordinasi tim Gakkum KLHK, DLH Kaltim dan DLH Samarinda, pada 13 April disepakati bahwa penyampaian informasi penanganan tumpahan CPO yaitu melalui Balai Gakkum KLHK Seksi Wilayah II," kata Rizal, dikonfirmasi Rabu (14/4/2021).
Meski begitu, pihaknya mengaku masih melakukan penelusuran mendalam terkait tumpahan CPO tersebut.
Sementara itu, Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim, turut merespon tumpahan minyak tersebut.
Hadi mencoba memberikan praduga baik dalam insiden tersebut.
"Itu kan namanya musibah, saya sudah dapat laporan dari Kepala DLH Kaltim, sudah ada bloking masalah itu. Mudah-mudahan bisa cepat diatasi," ungkap Hadi.
Terkait kemungkinan adanya sanksi diberikan kepada pemilik kapal, Hadi menyatakan pihaknya masih melakukan penelusuran lebih lanjut.
Bila murni musibah, pihaknya tidak bisa serta-merta memberikan sanksi.
"Kalau ada faktor kesengajaan atau ada SOP yang tidak dipenuhi baru kami akan menindak lanjuti," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)