Selasa, 26 November 2024

Cerita Sopir Truk Sayur yang Sulit Lewat Gegara Akses Jalan Tertutup di Demo Onmibus Law

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Rabu, 7 Oktober 2020 11:28

FOTO : Suasana aksi demo menolak pengesahan UU Cipta Kerja yang diwarnai aksi tegang hingga dilanjutkannya di depan gerbang Unmul Samarinda pada malan hari/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Meski hujan terus mengguyur, namun semangat dari para buruh, mahasiswa dan aktivis tak luntur begitu saja. Aksi penolakan pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja ini terus berlanjut di simpang empat Mal Lembuswana, Rabu (7/10/2020) sore tadi. 

Akibat banyaknya demonstran siang hingga sore tadi kemacetan jadi tak terelakan. Aktivitas masyarakat pun tentu tergantung. Seperti seorang pedagang sayur di kawasan Pasar Segiri Samarinda bernama Faisal.

Kata Faisal, kedatangnya bersama dua rekannya ini mengaku untuk meminta izin agar para demonstran mau melewatkan truk pengangkut sayuran agar mereka bisa berdagang seperti biasa. 

Dirinya khawatir jika dibiarkan lebih lama, sayur-sayur tersebut menjadi busuk sehingga tidak ada yang membeli. 

"Setengah mati menunggu dari tadi, sudah tiga jam kami tungguin tidak sampai-sampai makanya kami ke sini untuk meminta dibukakan akses," ucap Faishal.

Diketahui truk pengangkut sayuran tersebut rutinitasnya sampai di biasanya pada pukul 12.00 Wita dan para pedagang melakukan bongkar muat, namun karena adanya aksi demo yang memblokade simpang perempatan Jl. Jendral S. Parman tepatnya di depan Mal Lembuswana membuat pengiriman sayuran itu terlambat, bahkan truk yang membawa sayuran tersebut terjebak dalam kemacetan selama 2 jam lebih.

"Masalahnya sayuran kampung itu tidak tahan lama, paling lima jam sudah layu, kalau sudah layu siapa yang mau membeli?," keluh Faishal.

"Untuk demo silahkan dilanjutkan, yang penting akses jalan untuk kami bisa dibuka," tutup Faishal.

Setelah berkonsultasi dengan koordinator aksi, akhirnya truk sayur tersebut pun dibiarkan melintas menuju pasar Segiri Samarinda.

Keluhan serupa juga diutarakan Nathin, salah satu perwakilan driver ojek online. Dirinya mengaku sangat dirugikan dengan adanya penutupan ini. 

"Karena teman-teman harus putar jalan dengan ongkos yang tidak seberapa, itu sangat tidak sesuai dengan biaya operasional kami," ujarnya.

Meski mengaku sangat mendukung penuh penyuaraan yang dilakukan para demonstran, namun Nathin meminta agar pendemo tidak menghalangi aktivitas masyrakat lainnya. 

"Jadi disini kami minta teman-teman mahasiswa memberikan akses jalan untuk ojol biar kami tidak perlu putar jauh," ungkapnya. 

Tak lama berselang, tepatnya pada pukul 17.42 Wita massa aksi terlihat mulai mengurai dan membubarkan diri. Terdengar suara seorang pendemo yang berada di atas mobil aksi meneriakan kalau kegiatan mereka persimpangan Mal Lembuswana telah selesai dan dilanjutkan kembali di depan gerbag Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Jalan M Yamin, Kecamatan Samarinda Ulu. 

Hanya berselang lima menit, tepatnya pukul 17.47 Wita, massa terlihat terus meninggalkan lokasi persimpangan jalan dan arus lalu lintas perlahan mulai berjalan normal.

Dijumpai usai kegiatan pengamanan aksi, Kabag Ops Polresta Samarinda, Kompol Erick Budi Santoso mengaku akan tetap terus melakukan pemantauan kepada para demonstran di depan gerbang Unmul Samarinda

"Pengawasan dan pengamanan akan tetap terus kami lakukan. Bahkan jika terjadi kemacetan kami akan melakukan sedikit rekayasa lalu lintas," jelas Erick. 

Lanjut Erick, pengamanan malam ini tentunya tak akan sebanyak jumlah personel yang dikerahkan pada siang hingga sore tadi. Sebab, petugas TNI/Polri harus kembali bersiaga dan beristirahat menyambut Kamis (8/10/2020) besok yang mana para demonstran akan kembali turun ke jalan. 

"Kami akan menghitung kekuatan dan akan kami bagi. Untuk pengamanan besok juga kami mendapatkan bantuan satu kompi Sabhara Polda Kaltim sebanyak 120 personel untuk pengamanan besok," pungkasnya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews