DIKSI.CO SAMARINDA - Aliran Sungai Mahakam yang membelah Kota Tepian pada Senin (18/1/2021) jelang tengah malam tadi dikonfirmasikan kembali menelan korban jiwa.
Saat itu, sungai terbesar di Benua Etam ini diketahui menelan seorang pemuda bernama Muhammad Al Fayed yang sebelum menghilang dikabarkan nekad melakukan aksi renang.
Pemuda 19 tahun ini akhirnya bernasib naas. Informasi dihimpun kejadian bermula saat pemuda yang tercatat sebagai warga Jalan Budiman, Kelurahan Karang Asam Ilir, Kecamatan Sungai Kunjang bersama empat orang rekannya menaiki perahu ketinting pada pukul 17.30 Wita.
Saat itu, lima sekawan ini hendak menyeberangi Sungau Mahakam dari kawasan Harapan Baru menuju dermaga di Komplek Mahakam Square, Jalan Untung Suropati, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang.
Awalnya mereka nampak santai, terlebih mengarungi Sungai Mahakam dengan nikmati panorama senja di Kota Tepian. Namun tiba-tiba, Fayed mengutarakan keinginannya untuk berenang ketika ketinting bergerak mendekati pilar Jembatan Mahakam.
Secepat ucapannya, Fayed seketika itu pula lantas memanggalkan pakaian yang ia kenakan. Dengan mengenakan kolor putih, Fayed tanpa pikir panjang menceburkan dirinya. Namun naas kondisi arus sungai kala itu begitu deras, Feyad pun tak mampu mengendalikan tubuhnya dan mulai terseret air.
Rekannya pun tak tinggal diam, usaha menolong Feyad dilakukan. Namun semua sia-sia. Feyad pun tak lantas hilang begitu saja, sebab ia sempat terlihat timbul dan tenggelam beberapa kali mencoba menepi sampai hilang tak dijumpa kembali.
Dedi Hariadi (46) selaku ayah Feyad yang dijumpai awak media menuturkan kalau kabar anaknya yang tenggelam itu sontak melemaskan kedua kakinya. Dalam ingatannya, terakhir Dedi berjumpa dengan anak lelaki semata wayangnya dari lima bersaudara itu pada Senin siang sebelum Feyad menghilang.
"Yang memberi tahu pertama temannya anak, kalau anak saya tenggelam saat berenang," ucapnya lirih
Kepada awak media, Dedi mengungkapkan kalau anak lelakinya itu memang kerap berenang di aliran Sungai Mahakam. Ia pun mengenal anaknya cukup lihai berenang.
"Dia (Fayed) main sama temannya cuman kan ditegur jangan terjun. Katanya anak saya jawab biasa berenang," ungkap Dedi.
Meski begitu gundah gulana, namun Dedi dalam rinai tangisnya mencoba tegar. Ia mencoba ikhlas dan menyerahkan semua urusan tersebut kepada sang khalik.
"Sudah waktunya, mau diapakan. Serahkan ke yang Kuasa saja lah," imbuhnya sembari menegarkan diri.
Kabar Feyad yang tenggelam bak ditelan Sungai Mahakam pada malam tadi dengan cepat menyebar. Hingga pada Selasa (19/1/2021) pagi harinya puluhan Tim SAR gabungan dari unsur relawan, Basarnar dan Korps Bhayangkara langsung menghimpun keterangan saksi dan bergegas melakukan operasi pencarian.
Terpisah, Kasat Polair Polresta Samarinda, AKP Iwan Pamuji menuturkan tengah meminta keterangan dari keempat rekan korban. Selain itu, pihaknya juga tengah memeriksa video berdurasi 18 detik.
"Video itu temannya yang ambil pas awal-awal korban berenang dan terputus saat coba menolong pakai ketinting. Memang pas tenggelam itu temannya juga sempat kaget karena awalnya mereka bercanda," singkat Iwan.
Turut menambahkan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kelas A Balikpapan, Basarnas Kaltim-Kaltara, Melkianus Kotta melalui Koordinator Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda, Riqi Effendi telah mendirikan posko pencarian di kawasan Teluk Lerong, Kecamatan Samarinda Ulu.
"Tim SAR gabungan dalam operasi hari ini menyisir disekitar LKP (Last Known Position) sambil memantau pergerakan arus sungai," ungkap Riqi Effendi.
Area pencarian yang dilakukan hari ini, dengan menyisir arah ilir Sungai Mahakam. Hal ini dilakukan lantaran mengingat titik menghilang korban berada di tengah perairan Mahakam, yang sangat berpotensi menyeret tubub Feyad ke arah muara sungai.
"Bisa memungkinkan korban terbawa arus sungai yang deras, kami optimalkan penyisiran dan pencarian korban hari ini," sebutnya.
Tim sendiri mencari di titik lokasi yang kemungkinan korban muncul kepermukaan dan dilakukan secara berkala.
"Kami juga meminta otoritas perairan perlintasan kapal di Sungai Mahakam agar turut menginformasikan jika menemukan korban," tegas Riqi.
Pencarian Feyad pun pada hari ini ditutup Tim SAR gabungan pada pukul 18.00 Wita sesuai SOP pencarian. Meski telah menyisir aliran Sungai Mahakam kurang lebih sejauh 10 kilometer, namun pencarian belum membuahkan hasil.
"Operasi hari ini kami tutup dan akan dilanjutkan pada esok (Rabu 20 Januari) pagi. Meski malam ini kami tidak mencari, namun Tim (SAR) gabungan masih memantau dan menyisir pingiran Sungai Mahakam," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)