DIKSI.CO, SAMARINDA - Gerakan berbagi di tengah musibah banjir tak melulu tentang kebutuhan sembako ataupun kebutuhan obat-obatan.
Melainkan ada cara unik yang dapat dilakukan untuk sekedar sejenak melepas penat para relawan dan warga yang selama 24 jam bergantian bahu-membahu melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Seperti yang dilakukan sekelompok pemuda dan pemudi dari berbagai komunitas. Sebanyak 200-250 cup kopi panas dan gorengan disajikan secara gratis untuk para relawan dan warga yang berada di jalan Gelatik Samarinda.
Tak dapat dipungkiri kebiasaan masyarakat menikmati secangkir kopi panas dapat menjadi alternatif relaksasi melepas lelah setelah seharian bekerja.
Iwan, seorang penyedu kopi yang sudah cukup lama bergelut di bisnis kedai kopi di Samarinda, dengan keterampilan yang ia miliki nampak bersemangat menyajikan kopi untuk para relawan dan warga korban banjir.
Namun Iwan tak sendiri, pada kegiatan sosial ini turut tergabung juga penggiat bisnis kedai kopi maupun coffe shop beserta komunitas outdoor, dan pecinta alam di Samarinda.
"Kegiatan ini dilakukan secara kolektif," ujar Iwan saat ditemui Diksi.co di posko bantuan pecinta alam, Rabu (27/5/2020).
Kegiatan ini pun bukan kali pertama dilakukan kelompok ini. Melainkan sudah kedua setelah tahun sebelumnya Samarinda juga dilanda musibah banjir yang hampir sama dengan keadaan sekarang.
"Ini kali kedua saat ada musibah banjir kami turun berbagi," imbuhnya.
Sebelum memilih membuka lapak kopi gratis di posko relawan jalan Gelatik, Iwan dan kawan-kawan sempat berkeliling melakukan kegiatan yang sama.
"Kalau kemaren keliling, di jalan Griya Mukti, dan jalan Pemuda, untuk sekarang sementara disini (jalan Gelatik)," ungkapnya.
Kegiatan berbagi ini pun tak hanya dilakukan para lelaki. Beberapa perempuan pun turut ambil bagian menyediakan hidangan gorengan yang dimasak langsung di area posko relawan.
Salah satunya Ina, mahasiswi Universitas Mulawarman (Unmul) mengaku senang terlibat langsung dalam kegiatan sosial tersebut.
Ina mendapat tugas menyajikan gorengan berupa bakwan yang telah tim siapkan sejak siang hari.
"Saya senang aja bisa turun langsung membantu kegiatan sosial ini," katanya.
Ia pun tak merasa malu harus berbaur dengan para relawan dan teman-teman komunitas yang didominasi para lelaki.
"Gak perlu malu mas, sudah ada tugasnya, perempuan tugas goreng-goreng," ucap Ina sembari mengangkat gorengan dari dalam penggorengan. (tim redaksi Diksi)