Senin, 25 November 2024

Belum Tambah Fasilitas Karantina, Kadinkes Kaltim Akui Masih Maksimalkan Asrama BPSDM Kaltim

Koresponden:
Er Riyadi
Minggu, 18 Juli 2021 11:56

dr Padilah Mante Runa, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim/ Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Beberapa waktu terakhir, dua rumah sakit di Samarinda tidak melayani penanganan pasien Covid-19.

Dua rumah sakit itu RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, dan RS SMC Samarinda.

Pihak rumah sakit beralasan, fasilitas isolasi mereka tengah penuh oleh pasien. Padahal banyak warga yang masih hilir mudik mencari rumah sakit guna mendapatkan perawatan medis usai terkonfirmasi positif.

Puncaknya, setelah seorang warga asal Jalan Lambung Mangkurat, Samarinda Ilir, terpaksa menghembuskan nafas terakhirnya.

Padahal warga tersebut telah mendatangani RSUD AWS untuk dapat penanganan medis sesak nafas dan demam. Hanya saja, karena  fasilitas rumah sakit terisi penuh, sehingga pasien itu tidak bisa ditangani.

Padahal Pemprov Kaltim memiliki dua failitas karantina perawatan pasien Covid-19, RSUD AWS dan Asrama BPSDM Kaltim di Kecamatan Loa Janan Ilir.

Pemprov Kaltim pun dianggap lambat menangani kenaikan kasus Covid-19, khususnya di Bumi Mulawarman.

Pasalnya fasilitas karantina milik provinsi, masih jauh berada di bawah Samarinda.

Pemkot melalui Dinkes Samarinda memiliki lima pusat karantina, seperti RSUD IA Moeis, Puskar Bapelkes, Puskar Lempake, Puskar Sungai Siring, dan Puskar Palaran.

Menanggapi hal tersebut, dr Padilah Mante Runa, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, menyampaikan dinkes sebenarnya telah memikirkan penambahan pusat karantina.

Hanya saja, saat ini pihaknya masih fokus memaksimalkan Asrama BPSDM Kaltim. 

"Ada memang ke arah sana. Tapi kan BPSDM ini belum penuh juga," kata dr Padilah, Minggu malam (18/7/2021).

Dinkes Kaltim telah menambah kapasitas Asrama BPSDM Kaltim untuk merawat pasien Covid-19, dari sebelumnya berjumlah 150 tempat tidur, menjadi 180 tempat tidur.

"Sempat kami tambah ke 150, tapi penuh, sekarang kami tambah lagi ke 180 tempat tidur. Itu yang kami maksimalkan dulu. Sekarang ada 151 TT terisi ada 29 TT kosong," jelasnya.

"Bisa perawatan medis di sana, dikhususkan untuk gejala ringan sampai sedang," sambungnya.

Nantinya ketika Asrama BPSDM Kaltim dirasa tidak mempu lagi menampung pasien Covid-19, barulah pihaknya akan membuka fasilitas karantina lainnya.

Alasan tidak dibukanya fasilitas karantina baru, dr Padilah beralasan jika pihaknya kekurangan tenaga medis.

Pihaknya sempat beberapa kali telah membuka rekrutmen tenaga medis untuk penanganan Covid-19. Hanya saja, tidak ada satupun yang melamar di rekrutmen tersebut.

"Tenaga medisnya ambil dimana. Kami mau tambah, ada uang untuk gaji mereka, tapi tidak ada yang melamar," paparnya.

Ditanya berapa tenaga medis milik Pemprov Kaltim saat ini, dirinya juga tidak menjawab pertanyaan tersebut, dengan alasan tidak hafal jumlah.

Dirinya hanya menjelaskan tenaga media yang ditugaskan di Asrama BPSDM Kaltim. Di fasilitas kesehatan itu, terdapat 4 orang dokter dan belasan perawat.

"Asrama BPSDM dokternya sedikit, cuma 4 orang, perawat kami tambah 8, total ada belasan perawat di sana," tegasnya.

Sementara itu, ditanya soal usulan tenaga medis ke pusat, dr Padilah melontarkan nada pesimis.

"Aduh, tidak bisa kita harapkan pusat. Dari tahun lalu kami harap ada dari pusat, tapi tidak ada," pungkasnya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews