Jumat, 22 November 2024

Bawaslu Samarinda Angkat Bicara Soal Dugaan Intimidasi yang Menimpa Pelatih Saksi Paslon 02

Koresponden:
Achmad Tirta Wahyuda
Sabtu, 5 Desember 2020 7:51

Komisioner Bawaslu Kota Samarinda, Imam Sutanto saat diwawancara awak media, Sabtu (5/12/2020)/ IST

DIKSI.CO, SAMARINDA - Jumat malam (4/12/2020), beredar video di grup-grup jurnalis di Samarinda, dalam video tersebut sekumpulan orang melabrak wanita yang diketahui kemudian adalah pelatih saksi salah satu paslon peserta Pilwali Samarinda 2020.

Sekumpulan orang yang menjadi sudut pandang kamera video tersebut, menuduh kegiatan tersebut sebagai tindakan politik uang.

Menanggapi kabar tersebut, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mengaku sudah mengetahui adanya video tersebut. Namun pihak belum menerima laporan resmi dari pelapor.

“Kita akan telusuri. Bahkan hari ini informasinya akan ada yang melapor ke Bawaslu, kata Imam Sutanto, Komisioner Bawaslu Samarinda pada Sabtu (5/12/2020).

Imam menegaskan, Bawaslu Samarinda berkewajiban untuk melakukan upaya penelusuran untuk menemukan unsur dugaan pelanggaran atas kejadian tersebut. Ia berpesan, pihak yang berencana melaporkan dugaan intimidasi itu, diminta untuk membawa serta bukti baik berupa foto ataupun video yang disangkakan.

“Termasuk saksi, yang diberikan mandat oleh pasangan calon,” katanya.

Imam menegaskan, setiap Paslon dibenarkan untuk merekrut saksi masing-masing. Dan itu berada dalam wewenang masing-masing paslon, berikut dengan jumlah dan aturannya.

“Artinya saksi itu memiliki legal standing untuk bertugas di TPS. Itu wewenang masing-masing calon,” tegasnya.

“Bagaimanapun, jika ada upaya untuk menghalangi-halangi (saksi) itu bisa masing-masing para calon untuk menempuh jalur hukum,” tambah Imam.

Diberitakan sebelumnya, pelatih saksi Paslon Nomor Urut 02, Rusmawati kepada awak media menuturkan jika peristiwa tak menyenangkan tersebut, terjadi saat mereka tengah mempersiapkan honor para relawan yang sejatinya terdaftar secara resmi di Badan Pemenganan Pasangan Andi Harun-Rusmadi sebagai tim pemantau TPS untuk Paslon 02.

“Saat saya ingin membagikan honor saksi itu, tiba-tiba orang tak dikenal mendobrak pintu, mengancam dan mengambil semua amplop dan berkas (honor saksi) yang saya bawa,” tutur Rusmawati, Sabtu (5/12/2020) dini hari.

Dirinya menyebut, ada sekitar 4 hingga 5 pria yang datang mengintimidasi para emak-emak relawan Andi Harun-Rusmadi, malam itu. Bahkan, dari video yang beredar luas di grup aplikasi instan WhatsApp, para pelaku yang belum diketahui identitasnya ini, menuding jika aktivitas yang dilakukan oleh Rusmawati dan kawan-kawan bentuk ‘Money Politic’ jelang Pilkada 9 Desember ini.

“Tetap saya protes, meski sempat diancam. Karena memang (tudingan) itu tidak betul. Di amplop memang ada uang Rp 200 ribu, tapi itu untuk honor saksi TPS saya,” tegasnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews