DIKSI.CO, SAMARINDA – Kota Tepian atau Samarinda tidak hanya identik dengan banjir. Musibah yang juga cukup sering terjadi dan bahkan sudah menjadi musiman adalah kebakaran.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kebakaran di Samarinda. Namun alasan yang paling mendominasi setiap terjadinya kebakaran adalah karena korsleting listrik.
Dari data Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda, hampir 70 persen kebakaran yang terjadi di Kota Tepian disebabkan korsleting listrik. Selain masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan, peran pemerintah kota untuk mengatasi masalah ini juga sangat diperlukan.
Per September hingga 13 Oktober saja sudah 10 kali kebakaran terjadi di Samarinda. Sebagian besar akibat arus pendek listrik. Namun ada juga akibat kompor gas.
Untuk hal itu, calon wali kota Samarinda nomor urut 2 Andi Harun menjadikan masalah ini salah satu program prioritas yang harus diatasi. Alasannya, tingkat kebakaran di Samarinda cukup tinggi. Untuk mencegah dan mengatasi hal itu, AH –sapaan Andi Harun- mengaku telah menyiapkan sejumlah program.
Sebagai upaya pencegahan, hal utama yang akan dilakukan AH adalah pemeriksaan dan peremajaan instalasi listrik di sejumlah permukiman secara berkala.
AH yang merupakan sarjana teknik mengakui jika masalah ini kerap dispelekan. Padahal, dengan sistem kolaborasi pemerintah kota dan PLN, program peremajaan dan perawatan instalasi listrik di setiap rumah warga adalah hal yang mudah dilakukan.
“Sekarang tinggal bagaimana koordinasi dan komunikasi yang dibangun antara pemerintah kota dengan PLN,” terang AH.
Selain di pencegahan, AH juga menyoroti peremajaan armada yang dimiliki Disdamkar. Menurutnya, hal ini juga sangat penting. Karena kekuatan armada dan fasilitas yang dimiliki petugas Damkar akan menentukan besaran kerugian pada setiap kebakaran.
Terkait program ini, AH mengaku siap memberdayakan sejumlah kelompok relawan di Kota Samarinda. Keberadaan relawan di Samarinda, kata AH, merupakan kekuatan dan potensi yang harus dijaga kekompakkannya.
“Karena itu sangat perlu pemerintah kota ikut memfasilitasi kinerja-kinerja relawan tersebut,” ungkapnya.
Kepala Disdamkar Samarinda, Nursan saat diwawancarai awak media beberapa waktu lalu, menjelaskan terdapat satu unit mobil pemadam kebakaran (fire truck) yang baru. Dia pun berharap tahun ini diadakan lagi fire truck melalui APBD-Perubahan.
“Idealnya satu unit fire truck terdapat 5 personel di dalamnya, sementara kami memiliki rata-rata 2 sampai 4 unit di setiap posko yang tersebar, dan apabila terjadi kebakaran terpaksa dengan personel yang ada,” jelas Nursan. (tim redaksi Diksi)