DIKSI.CO, SAMARINDA - Perajin ketupat asal Mangkupalas, Samarinda Seberang ini, sempat mengalami kehilangan pendapatan akibat dampak dari Covid-19 atau corona.
Lin namanya, ia merupakan salah satu ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Masjid Kampung Ketupat, RT 20. Hari-harinya ia menggantung nasib pada hasil penjualan ketupat.
Dia memulai sebagai perajin ketupat sejak 1999 lalu. Biasanya, hasil kerajinan ketupatnya dibeli oleh orang penjual-penjual soto dari Balikpapan, Tenggarong, dan Samarinda Kota.
"Ini sejak nenek moyang (buat ketupat) sebagai tambahan membantu kehidupan rumah tangga dari tahun 1999. Bukan setiap tahun aja tapi setiap hari buat ketupat ini," ucap Lin saat ditemui, Rabu (20/5/2020).
Lin menjual ketupatnya seharga Rp 1.000 per satu ketupat dan harga satu ikat yang jumlahnya 100 ketupat dijual Rp 50.000. Disebutkan, terkadang pembelinya juga dari ibu-ibu rumah tangga yang buat soto sendiri di rumah.
"Ketupat ini cuma buat soto Banjar dan Makassar. Harga satuannya Rp 1.000. Satu ikatnya ada 100, harganya Rp 50.000. Biasanya yang ngambil satuan ini ibu-ibu rumah tangga. Kalau penjual soto kadang-kadang terjual sampai 500 kadang sampai 1.000," lanjutnya.