Sabtu, 23 November 2024

Hendak Berangkat ke Rig Pengeboran, Pekerja Pertamina Dihadang Warga Bontang, Ini Tanggapan Wali Kota

Koresponden:
Irwan Wahidin
Rabu, 8 April 2020 10:36

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dan Kapolres AKBP Boyke Karel Wattimena berdiskusi dengan petugas pelabuhan Loktuan / Diksi.co

DIKSI.CO, BONTANG - Sekitar pukul 14.00 Wita, pelabuhan Loktuan Bontang mendadak ramai. Terdengar suara ribut-ribut warga yang berada di pintu gerbang dermaga pelabuhan.

Diketahui, terjadi penghadangan oleh beberapa warga terhadap 2 bus milik Pertamina yang akan mengantar pekerja untuk menyebrang ke rig pengeboran di tengah laut.

Awalnya, warga mencurigai dan menduga adanya aktifitas pelayaran yang dilakukan oleh orang luar kota Bontang. Mereka berusaha untuk melakukan anjuran yang diberikan oleh pemerintah kota Bontang, yakni menjaga wilayah untuk mencegah corona virus disease (Covid-19) merebak luas di Bontang.

Mendapat laporan terjadi keributan, Wali Kota Neni Moerniaeni beserta Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Wattimena mendatangi pelabuhan Loktuan.

Setiba di lokasi kejadian, 2 pejabat tinggi di Bontang itu sempat dikejutkan dengan suara salah satu oknum yang memprovokasi situasi yang terjadi. Meski tak terjadi kontak fisik, adu argumen sempat terjadi dan situasi menjadi tegang.

Oknum tersebut menyeru dengan suara agak tinggi kepada seluruh pihak yang hadir. Jika para pekerja tetap dibiarkan lewat ia berniat untuk tidak lagi menjaga wilayah Bontang.

Mendengar suara berbau provokasi, Kapolres spontan menegurnya. Teguran tersebut disertai dengan penjelasan yang diarahkan oleh Wali Kota.

Beberapa menit kemudian situasi mulai mereda. Warga mulai diberikan pemahaman terkait pekerja Pertamina yang akan pergi berlayar ke rig pengeboran. Dijelaskan bahwa mereka (pekerja) tersebut telah dilindungi aturan dan Undang-Undang yang berlaku.

Dari pantauan di lokasi, hingga pukul 14.30 jajaran Dinas Perhubungan dan petugas pelabuhan masih berunding dengan warga. Puluhan personil aparat kepolisian pun telah mengerumuni tempat kejadian.

Sekitar setengah jam kemudian, 2 bus tersebut akhirnya bisa memasuki dermaga pelabuhan dan menuju ke kapal. Sebanyak 27 orang yang turun dari bus dijaga ketat oleh petugas. Sebelum naik ke kapal, mereka diperiksa sesuai protokol kesehatan dari tim surveilans dinas kesehatan Bontang, yakni di cek suhu tubuh, di data, kemudian barang bawaan disemprot disinfektan.

"Saya bilang terima kasih ke warga, tapi kalau sudah dijelaskan harusnya paham. Terima kasih untuk menjaga daerah ini, tapi untuk hal ini tentu harus disupport, karena ini kegiatan kedaulatan energi, untuk Bontang juga, untuk Indonesia, bukan untuk pribadi. Yang menafkahi kita semua," ujar Neni Moerniaeni ditemui disela-sela pendataan pekerja Pertamina di pelabuhan Loktuan, Rabu (8/4/2020).

Ia juga menjelaskan bahwa pekerja Pertamina yang akan berlabuh ke rig pengeboran di tengah laut sudah menjadi rutinitas berkala yang dilakukan Pertamina.

Pun demikian dengan protokol kesehatan yang telah diterapkan pemerintah dianggap sudah sesuai dengan protap Kementerian Kesehatan.

"Mereka (pekerja) 21 hari di rig, di laut. Kalau normalnya 14 hari kemudian mereka ke darat, terus bergantian sama yang lain. Sekarang dengan adanya covid jadi 21 hari di laut," jelas Neni.

"Dari sana (Balikpapan) mereka diperiksa, disini juga diperiksa lagi dan tidak boleh singgah, langsung naik ke kapal, berangkat langsung," tambahnya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews