Minggu, 19 Mei 2024

Dokter Kejiwaan Angkat Bicara Soal Kasus Pencabulan Oknum Dosen di Balikpapan

Koresponden:
Ainun Amelia
Minggu, 19 September 2021 9:21

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Siloam Balikpapan, dr. Dradjad Witjaksono/ Diksi.co

DIKSI.CO, BALIKPAPAN - Kasus AL oknum dosen Balikpapan yang mencabuli siswi SMP asal Penajam Paser Utara (PPU) mengundang banyak perhatian pejabat publik, hingga kalangan profesional. 

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Siloam Balikpapan, dr. Dradjad Witjaksono, pun angkat bicara soal kasus yang tengah viral di Kota Minyak ini. 

Menurut anggota dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini, kasus AL harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum mendiagnosa pendapat yang tidak mendasar. 

"Menurut saya memang harus diperiksa kesehatan jiwanya. Tidak bisa langsung menentukan, harus ada proses pengecekan kejiwaannya, lalu ada obat-obatan yang diberikan," ujar Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Dradjad Witjaksono. 

Menurutnya, AL yang merupakan seorang dosen, pemerhati kebijakan publik, dan aktif mengkritik pemerintah tidak menutup kemungkinan bahwa ia juga dapat terjerumus dalam kasus bejat ini. 

Perbuatan tindak asusila bisa saja dialami oleh orang-orang seperti AL ini tanpa memandang status sosial. 

"Ketenaran, jabatan itu tidak mempengaruhi sama sekali terhadap apa yang dia alami saat ini, itu bisa dialami oleh siapapun tidak menutup kemungkinan, tidak harus dosen atau publik figur atau artis sekali pun," katanya. 

Dalam ilmu kejiwaan, memang ada orang-orang yang memang mengidap pedofilia atau menyukai anak kecil, baik itu perempuan ataupun anak laki-laki.

Namun ada juga kasus serupa muncul karena pelaku yang ingin menyalurkan perbuatan pejabtnya tersebur kepada korban tak bersalah. 

"Namun ada juga orang yang sedang dalam pubertas itu hanya ingin menyalurkan gairah seksualnya saja, dalam kasus ini viral yang diberitakan AL kepada anak kecil," ujarnya. 

Dirinya pun setuju jika memang akan dilakukan tes kejiwaan kepada AL, karena hasilnya nanti akan mempengaruhi hukuman yang diberatkan, apakah rehabilitasi atau hukuman penjara diatas 15 tahun. 

 Ia pun meminta agar masyarakat dapat menlindungi sesama agar tidak mudah diimingi oleh orang tak bertanggung jawab seperti ini. 

"Saya berharap agar dapat mendampingi anak-anak kita, jangan sampai mau diiming-imingi hal seperti kasus AL ini," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews