DIKSI.CO, SAMARINDA - Metode skrining awal guna mendeteksi kekebalan tubuh atau antibodi yang belakangan familiar ditelinga masyarakat dengan sebutan rapid test kini dapat dilakukan di banyak rumah sakit.
Namun, biaya rapid test di beberapa tempat memiliki perbedaan yang terlampau jauh.
Dibuktikan dengan keterangan Manager Operasional PT Bintang Rejeki Alkesindo, Didi.
Perusahaan distributor alat rapid tes di Jalan Pahlawan Blok F/4 RT. 035, Samarinda tersebut memiliki beberapa jenis alat rapid test dan harganya pun berbeda-beda.
"Untuk jenisnya ada high top, on-site, deep blue, zybio dan lainnya. Isinya pun berbeda-beda. Untuk yang high top, ada 40. On-site ada 25 (isinya), rata-rata 25 sih," kata Didi yang ditemui di tokonya, Senin (14/7/2020).
Jenis alat rapid test yang paling sering diorder di tempatnya ialah jenis high top dengan harga Rp 170 ribu, include ongkos kirim 10 ribu rupiah ke luar daerah Samarinda.
Didi mengaku sering mendapat orderan dari luar Kota Tepian.
"Yang paling murah itu on-site, 150 ribu kita sudah bisa jual," ucapnya.
Alat rapid test yang dijualbelikan di perusahaan tersebut langsung didapat dari importir di Jakarta atau distributor lokal yakni Rajawali Nusindo.
Dengan syarat khusus harus memiliki izin edar dan rekomendasi BNPB atau WHO.
"Importir yang langsung mengambil dari luar negeri. Kebanyakan dari China, Korea dan Amerika. Tapi kita seringnya ambil dari China dan Amerika, untuk Korea kita tidak pernah order," tambahnya.
Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Didi menuturkan ia juga telah mengikuti aturan penurunan harga alat rapid tes.
Yakni paling murah dipatok dengan harga 95 ribu including ongkir.
"Sesuai rekomendasi, 95 ribu sudah bisa kita kirimkan, dan itu untuk sekali tes saja, rapid tes dari luar juga harganya turun. Sebenarnya kita bersyukur karena kebijakan tersebut sebenarnya," tuturnya.
Untuk klinik dan rumah sakit yang rutin mengambil alat rapid tes di tempatnya ialah Rumah Sakit IA Moies, Klinik Islamic, Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam, Klinik GRS, dan Apotek Sahabat.
"Tarifnya bisa dimargin sendiri oleh dokter yang melakukan praktek, tapi kita menjual dari harga 95 ribu tadi," tandasnya.
Dalam waktu sepekan, perusahaan dapat mengirim 20 box ke klinik atau rumah sakit yang sudah melakukan kerjasama. Baik yang ada di Samarinda atau di luar kota.
Selain itu, alat pelindung diri (APD) seperti masker dan sarung tangan juga turut disuplai dari oleh perusahaan.
"Paling sering order Kota Sangatta sama Bontang, hampir 30 box tiap bulan, dari April. Tapi paling banyak Juni ini bisa lebih dari 30 box ordernya," tutupnya. (tim redaksi Diksi)