DIKSI.CO, SAMARINDA - Diskusi pendidikan dengan tema “Pendidikan Samarinda Kini & Nanti” turut dihadiri Wali Kota Samarinda Andi Harun dan berbagai kalangan, termasuk anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Samarinda.
Kegiatan itu berlangsung di Bagios Cafe, Jalan KH Abdurrasyid, Rabu (18/9/2024) malam.
Dalam kesempatan itu, Andi Harun ucapan terima kasih kepada HMI yang telah menyelenggarakan forum ini.
“Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi pada HMI cabang Samarinda yang malam ini membuat forum diskusi tentang pendidikan kita,” ujarnya.
Menurutnya, diskusi ini merupakan langkah positif untuk menggali permasalahan yang dihadapi masih banyak tantangan yang perlu dihadapi dalam sektor pendidikan di Samarinda.
“Kita harus akui bahwa pendidikan kita masih punya PR di banyak sisi,” katanya.
Ia mengatakan masih ada beberapa aspek krusial, seperti sarana pendidikan, kesejahteraan guru, serta kualitas peserta didik.
“Kita masih punya PR soal kemampuan literasi dan indeks kualitas pendidikan,” ungkapnya.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor pendidikan untuk bersama-sama mencari solusi.
“Upaya kita memperbaiki kualitas pendidikan tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang sangat cepat. Harus terus berkelanjutan,” tegasnya.
Andi Harun mengatakan bahwa kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur fisik.
“Membangun SDM tidak bisa sama dengan kita membangun gedung. SDM itu memerlukan penanganan secara holistik,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa pendidikan harus dilihat sebagai investasi jangka panjang yang memerlukan dedikasi dan komitmen dari semua pihak.
“Komitmen kita di Samarinda sudah berjalan, tapi hasilnya tidak bisa kita lihat sekarang. Kita perlu bersabar,” ungkapnya.
Ia percaya bahwa perubahan signifikan dalam kualitas pendidikan akan terlihat dalam tiga hingga lima tahun ke depan jika program-program yang ada dilaksanakan dengan konsisten.
Dalam diskusi tersebut, Andi Harun menjelaskan bahwa isu pendidikan merupakan masalah nasional yang harus diperhatikan secara serius.
“Isu-isu pendidikan, isu kualitas pendidikan, isu tentang kesejahteraan guru, serta kualitas capaian peserta didik kita adalah isu nasional,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk tidak berhenti berusaha dalam meningkatkan pendidikan.
“Kalau tradisi ini terus kita kembangkan, maka yakinlah, pada suatu hari kita akan memiliki kualitas yang baik. Indeks kemampuan literasi siswa kita akan semakin membaik,” ujarnya.
Ia berharap bahwa peningkatan kualitas pendidikan akan berdampak positif pada pelayanan di bidang pendidikan di Samarinda dengan mengingat bahwa peran serta masyarakat, sekolah, dan dunia usaha sangat penting dalam memajukan pendidikan.
“Semua harus sama-sama berpeluang untuk memajukan pendidikan. Kita harus bersabar dan yakin bahwa kita berada di jalan yang benar untuk membangun kualitas pendidikan kita,” pungkasnya. (*)