DIKSI.CO, SAMARINDA - Di masa kepemimpinan baru Kota Tepian tentu banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Tak terkecuali permasalahan ekonomi, pandemi Covid-19 dan arah tujuan Samarinda menghadapi perpindahan Ibu Kota Negara (IKN).
Dalam kesempatan dialog publik Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada Rabu (5/4/2021) sore tadi, Wali Kota Samarinda Andi Harun menyampaikan jika Kota Tepian harus segera berbenah dalam segala aspek.
"17 Mei ini akan ada groundbreaking istana negara. 17 Agustus 2024 upacara kemerdekaan direncanakan di istana negara baru. Tentu kita tidak ingin bernasib seperti kota pendukung di pusat, dan kita akan jadikan momen ini agar Samarinda menjadi pusat pertumbuhan ekonomi indonesia," beber AH sapaan karibnya, sore tadi.
Lanjut AH, Samarinda sejatinya memiliki banyak alasan untuk menjadi unggul dalam pembangunan IKN sebab menyandang status sebagai ibu kota provinsi Kaltim.
"Banyak alasannya kita harus menjadi itu. Saya juga sudah nego dengan mentri Bappenas. Dan ada lampu hijau kita disetujui menjadi pusat manufaktur. Tentu semua bergerak menyambut IKN. Dan kita juga harus memperkuat posisi sebagai warga Samarinda," tegasnya.
Selain membahas rencana menghadapi pembangunan IKN, mantan politikus kawakan ini juga membahas terkait penanganan Covid-19.
Kata AH, Indonesia adalah satu dari sekian banyak negara yang menderita akibat gempuran wabah pagebluk. Terlebih tak ada yang bisa menjamin kapan akan meredanya wabah tersebut.
"Kita harus selalu waspada. Sebab semua sektor mengalami turbulensi serius. Ini adalah tanggung jawab bersama turun tangan secara langsung. Minimal masyarakat harus percaya adanya covid dan membuat kita lebih berhati-hati," imbaunya.
Tak hanya sekedar mengimbau, AH juga telah melakukan beberapa upaya antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19. Satu di antaranya, mengamini kebijakan pemerintah pusat terkait larangan mudik lebaran Idulfitri.
"Saya sudah koordinasikan dengan TNI/Polri dan dinas terkait tentang pembatasan akses lalu lintas demi mencegah gelombang mudik tahun ini. Selain berdoa meminta keselamatan, menghadapi pandemi juga harus dilakukan secara nyata, minimal pakai masker, jaga jarak dan rajin mencuci tangan," tambahnya.
Tak hanya itu, AH juga pasalnya menyadari jika dampak pandemi yang berkepanjangan saat ini juga turut memberi sumbangan angka pengangguran yang terus meningkat.
Bahkan diketahui penambahan pengangguran telah menembus angka 3.000 lebih. Kendati demikian, perbaikan angka pengangguran ini erat kaitannya dengan teori hukum pertumbuhan ekonomi.
Jika pertumbuhan ekonomi mampu ditingkatkan satu persen saja, maka perbaikan angka pengangguran tentu akan membaik.
"Bukan cuman Samarinda tapi di Indonesia juga mengalami pertumbuhan di bawah satu persen. Mengangkat petumbuhan ekonomi ini tidak seperti cerita membangun candi 1001 malam. Semua lini harus dihidupkan. Mulai dari cafe, pasar dan ekonomi mikro lainnya," kata AH.
"Hanya saja yang menjadi dilema, ketika pasar meningkat tentu akan terjadi kerumunan dan itu juga tidak bisa. Karena penangan Covid-19 harus menjadi pertimbangan serius," tambahnya.
Solusi terbaik, menghadapi dilema saat ini ialah dengan terus meningkatkan penurunan personel dilapangan agar jawaban yang bisa dihimpun bisa menjadi solusi terbaik.
"Kita harus kejalanan gotong-royong, bersama-sama, percaya tidak percaya, sampai setahun akan ada pertumbuhan ekonomi positif. Mudahan dua bulan ke depan sudah bisa terlihat hasilnya. Untuk tindakan selanjutnya kita lihat saja tanggal mainnya," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)