DIKSI.CO, BALIKPAPAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan menyoroti tegas terkait sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) sehingga masyarakat harus mengantre panjang di setiap SPBU di Kota Balikpapan.
Seperti yang dikatakan Anggota DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman, bahwa ia pun menjadi salah satu korban yang merasakan sulitnya mendapat BBM khususnya pertalite yang sering disebut tidak ada persediannya.
"Saya termasuk korban ketika mau ke samarinda saya harus antri BBM di KM 4, ternyata kita terpaksa beli yang mahal yaitu pertamax, karena pertalite kosong," kata Taufik Qul Rahman kepada awak media.
Menurutnya hal ini dilakukan agar masyarakat terpaksa harus membeli Pertamax yang harganya lebih mahal dibandingkan pertalite yang sering digunakan masyarakat.
"Saya rasa ini strategi pemerintah, untuk menghapus pertalite supaya tidak ribut, mau tidak mau kita terpaksa beli Pertamax. Mau tidak mau, suka tida suka, karena kita butuh bahan bakar untuk kendaraan," katanya.
Menurutnya Wali Kota Balikpapan harus siap untuk Balikpapan menjadi beranda Ibu Kota Nusantara (IKN). Penduduknya juga akan semakin bertambah, di tahun 2024 sudah mulai beroperasi di IKN.
"Kami dinas keluar kota tidak ada yang kayak di Kota Balikpapan. Di Cirebon ada pengolahan hasil perbumian minyak, tidak ada SPBU yang antri seperti Balikpapan," katanya.
Taufik juga menerima informasi dari salah satu petugas SPBU bahwa para petugas hanya bisa melayani 1 nozzle, padahal di SPBU itu ada 6 nozzle yang seharusnya dapat digunakan.
"Komisi II selalu siap, tapi setiap kita undang pertamina untuk RDP itu selalu tidak ditanggapi," pungkasnya. (Advertorial)