Sabtu, 23 November 2024

Cerita Pasien BTG 01 Sembuh dari Covid-19: Terima Takdir Tuhan, Keluarga Dikucilkan hingga Kangen Kamar Sendiri

Koresponden:
Irwan Wahidin
Minggu, 5 April 2020 6:32

Arniwati, pasien BTG 01 yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 / Diksi.co

DIKSI.CO, BONTANG - Apa yang ada dibenak Anda ketika divonis positif mengidap penyakit corona virus disease (Covid-19)?

Tak banyak yang berfikiran demikian. Bahkan tidak ada yang mengharapkan akan mengalaminya. Namun bagaimana jika itu terjadi?

Itulah yang dirasakan Arniwati, mantan pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang yang dinyatakan positif Covid-19 sejak Senin (23/3) lalu.

Mungkin tidak pernah ada terbesit sedikitpun di kepala Arni, sapaan akrabnya, dirinya bisa viral lantaran menjadi kasus pertama pasien terjangkit Covid-19 di Bontang yang berasal dari kluster KPU di Jakarta.

Terlebih pasca Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengumumkan status kejadian luar biasa (KLB) pada 23 Maret lalu kepada seluruh masyarakat bahwa Bontang menjadi salah satu kota yang terdampak Covid-19.

Setelah menjalani perawatan dalam pengawasan tim medis, Arni menceritakan kesan-kesan selama berada di RSUD Taman Husada.

Setelah 15 hari menjalani isolasi dan mendapat perawatan khusus dari tenaga medis, perempuan yang bekerja sebagai staf bagian operator data dan informasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bontang itu resmi dinyatakan sembuh.

Pernyataan tersebut diutarakan langsung oleh Arni, beserta surat dari Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dalam konferensi pers untuk mengumumkan bahwa pasien dengan kode BTG 01 sembuh dari Covid-19, Sabtu (4/4/2020).

"Saya pasien positif corona yang sembuh dari Kota Bontang. Baru dinyatakan sembuh Sabtu (4/4) siang, alhamdulillah langsung boleh pulang, kembali ke rumah." Begitulah ucapan yang keluar pertama kali dari Arni.

Meski menggunakan masker, dirinya tidak bisa menyembunyikan raut wajah bahagianya. Terlebih ketika Neni memberikan langsung surat penyataan dari Pemerintah Kota Bontang yang menyatakan dirinya sembuh.

Perempuan 24 tahun itu sangat bersyukur mendapat dukungan dan perhatian lebih pasca ditetapkan sebagai kasus pertama pengidap Covid-19 di Bontang.

"Itu yang membuat saya bersemangat sekali untuk bisa keluar dari rumah sakit. Alhamdulillah sudah dinyatakan sembuh, 2 kali tes negatif," katanya.

Seperti tidak ada beban sama sekali dan tidak ada terlihat sakit. Arni mengaku, sejak pertama kali tiba di Bontang ia tidak memiliki gejala apapun yang berindikasi terjangkit Covid-19. Namun siapa sangka, hasil uji laboraturium mengatakan dirinya harus mendapat perawatan khusus karena berstatus positif.

"Saya dari Jakarta sempat 9 hari dinyatakan positif, itu langsung diisolasi di RSUD. Dari pribadi saya selalu berfikir positif karena sampai 9 hari itu saya tidak ada gejala sama sekali, bahkan salah satu dokter mempersilakan saya pulang. Tapi sore harinya ternyata Bunda Neni rilis kalau saya positif. Saya kembali diisolasi, mungkin karena imun tubuh saya kuat dan sampai saat itu tidak ada gejala apa-apa. Mulai dari Jakarta sampai saat ini kondisi tubuh saya stabil," ungkapnya.

Meski kondisinya stabil, selama berada di ruang isolasi, Arni mengaku mendapat perlakuan istimewa dari tenaga medis. Tak hanya itu, berbagai dukungan mulai keluarga, orang terdekat sampai masyarakat Bontang memberikan dukungan melalui telepon selular.

"Masyarakat banyak support saya, terutama yang mengenal saya pribadi, dekat dengan saya. Mereka memberikan dukungan secara moril dan doa. Semuanya rekan kerja yang ada di KPU Bontang juga," ucapnya.

Awal cerita Arni bermula, ketika dirinya mempunyai riwayat kontak dengan pasien positif di Kutai Kartanegara. Setelah dilakukan tracing, ia melakukan pemeriksaan di RSUD dan diarahkan untuk tinggal, karena saat itu Hb (hemoglobin) yang ada pada tubuhnya rendah.

"Jadi harus transfusi dulu 3 kantung, sampai 3 hari saya dianggap normal," tuturnya.

Setelah dinyatakan positif, kondisi tubuh Arni pun masih stabil. Pada waktu itu juga, penjagaan, pengawasan dan pencegahan Covid-19 lebih diperketat oleh pihak pemkot. Bontang berstatus KLB. Tak ayal, Arni berserah diri kepada Tuhan atas apa yang terjadi padanya.

"Wah kenapa saya. Waktu itu saya melihat di media ada yang dari kluster KPU dan sebagainya, yaudah saya harus bersiap. Memang Tuhan sudah mentakdirkan ini. Saya terima konsekuensi dirawat," imbuhnya.

Selama isolasi, sambung Arni, ia tidak merasa adanya hal yang ganjil maupun perlakuan buruk tenaga medis. Justru isolasi yang dimaksud yakni diberi pelayanan maksimal dengan melakukan olahraga ringan, diberi asupan gizi dan vitamin.

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana respons dari keluarga Arni? Ini menjadi bagian yang sedikit haru, Arni pun menceritakannya dengan bersemangat. Bagaimana tidak, selama di ruang isolasi, ia tidak pernah sama sekali bertemu dengan siapapun termasuk keluarga.

"Keluarga itu tiap hari datang ke rumah sakit, nganterin ini itu, cuma memang tidak boleh ketemu. Salah satu caranya ya di video call (VC), teman-teman semua juga menanyakan kabar lewat VC karena saya didalam masih boleh pegang hp. Biasanya vc itu sore karena setiap hari saya ada antibiotik dari dokter, itu kurang lebih selama 10 hari. Tiap sore itu ada masuk suntikan, katanya biar imun saya naik," terangnya.

Resiko memang menjadi keluarga yang terdampak virus. Terlebih dari informasi yang diterima, mereka sempat mendapat pengucilan, dijauhi banyak orang, bahkan tetangga yang berada dekat dengan rumah Arni, pergi menjauh untuk mencari rasa aman. Namun begitulah kenyataannya.

"Ya informasi yang saya terima tetangga-tetangga yang dekat dengan rumah sempat pindah, mungkin harus diberikan penjelasan saja. Saya sebetulnya tidak mengambil hati, tapi kita semua harus menjelaskan bahwa Covid-19 ini cukup dengan kita menjaga diri. Karena saya berhasil menjaga diri, buktinya teman kantor saya tidak ada yang kena, di rumah pun setelah dites tidak ada yang positif. Teman kantor ada empat yang di-swab, termasuk Pak Antoni (Komisioner KPU) yang sempat PDP. Di rumah ada empat, kakak dan ponakan saya semua alhamdulillah negatif. Dari awal pun tidak ada jaga jarak masih biasa karena belum tahu kalau saya terpapar. Sebelum itu saya bersosialisasi normal," katanya.

Lebih lanjut, ada sedikit sentilan muncul pertanyaan, apasih yang akan dilakukan pasca dinyatakan sembuh? Tentu saja, Arni menjawabnya santai. Ia lebih memilih untuk berada di rumah bersama keluarga dan tetap menjaga kesehatannya.

"Mau menikmati kamar dulu, sudah kangen dengan kamar," pungkasnya.

Diakhir, ia berpesan kepada seluruh masyarakat Kota Bontang untuk tetap menjaga kesehatan dan diri, yang terpenting baginya yaitu mengikuti anjuran pemerintah.

"Saya sudah melewati ini dan cukup saya saja," tutupnya.

Dengan demikian, kasus warga Kota Bontang saat ini tidak memiliki pasien positif. Wali Kota Neni berharap, hal ini juga bakal berlanjut ke depan, tidak ada lagi kasus baru yang dinyatakan positif Covid-19 di Bontang. (tim redaksi Diksi)

Saefuddin Zuhri/Diksi.co

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews