Sabtu, 23 November 2024

Cerita Diana Ela Sari, Penjual Es Kelapa Viral di Samarinda, Pernah Jadi Penjual Cempedak hingga Kerja Tak Dibayar

Koresponden:
Redaksi
Jumat, 8 Mei 2020 6:20

Diana Ela Sari (kanan), penjual es kelapa yang viral di Samarinda/ Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Namanya Diana Ela Sari. Saat ini ia adalah mahasiswi tingkat akhir di Politeknik Negeri Samarinda, mengambil jurusan D3 Administrasi Bisnis. 

Diana Ela Sari viral. Aksinya mengupas buah kelapa saat membantu ibu menjual es kelapa direkam video oleh beberapa pembeli. Video itu kemudian dibagikan hingga akhirnya viral di media sosial

Penasaran, pada Kamis malam (7/5/2020), tim redaksi Diksi menyambangi lokasi Diana Ela Sari berjualan es kelapa, tepatnya di simpang 3 Jalan APT Pranoto Samarinda. Saat itu, Diana baru selesai berjualan. Efek viral di medsos, dagangan es kelapa milik ibunya lebih cepat laris dibandingkan hari biasa. 

"Sebelum Isya tadi udah habis," ujar Diana Ela Sari. 

Membantu ibu menjual es kelapa ternyata bukan gimik yang dilakukan Diana Ela Sari untuk sekedar viral. Nyatanya, saat ditemui, Diana memang jadi apa adanya, menjadi seorang anak yang membantu ibu menjual es kelapa. 

Tangannya hitam. Katanya, itu karena dirinya pegal, mengupas puluhan buah kelapa. 

"Tangan saya sampai hitam nih mas. Ini karena mengupas buah kelapa," ujarnya. 

Diana Ela Sari (kanan)/ Diksi.co

Banyak cerita yang diobrolkan Diana. Salah satunya soal video yang viral di Facebook dan Instagram itu. Didalami, video itu ternyata direkam oleh salah seorang pembeli es kelapa. 

"Ya, itu divideo pembeli. Mungkin dia share lagi ke temen-temennya sehingga muncul di Facebook," ujarnya. 

Diana Ela Sari pun tak malu membantu ibu untuk berjualan es kelapa. Ia berpikiran, lebih baik kerja keras, daripada hanya sekedar menahan malu. 

"Saya sejak SMP sudah bantu ibu jual es kelapa. Biasanya sejak pulang sekolah," ujarnya. 

Beberapa pekerjaan pun ia sebut pernah ia lakukan. Diantaranya, sebagai pekerja salon di kawasan AW Syahranie Samarinda. Hal itu ia lakukan sejak lulus sekolah, hingga akhirnya kuliah di Politeknik Negeri Samarinda

"Pernah kerja sekitar 3 tahun di salon. Saya jadi beauty therapist. Itu gajinya dari Rp 500 ribu sampai akhirnya 1,1 juta," ujarnya. 

Dari hasil gaji itulah ia berhasil membiayai kuliahnya sendiri. Meskipun, akhirnya Diana Ela Sari berhasil sabet beasiswa Bidik Misi. 

"Sebelumnya saya bayar sendiri, tetapi saat ada beasiswa Bidik Misi, saya kemudian ikut," katanya. 

Ia pun tak ada urusan, akan komentar negatif di medsos yang mengira dirinya gimik untuk sekedar membantu ibu berjualan es kelapa. Diana Ela Sari ora urus. Katanya, kalau mengeluh, tak akan bisa maju. 

"Saya ini kerja saja mas," katanya. 

Pengalaman pedih yang pernah ia alami jadi guru untuk Diana Ela Sari. Berjualan cempedak, jadi SPG berjilbab, hingga bekerja tak dibayar pernah ia rasakan. 

"Banyak mas, saya kerja. Pernah jadi SPG. Tapi bukan SPG yang seksi-seksi itu ya. Saya pakai jilbab. Pernah juga nyanyi di salah satu band, sampai pernah juga kerja gak dibayar. Susah cari uang. Makanya saya tak perlu merasa malu," ujarnya. 

Hal itu pulalah yang terus disemangati oleh ibu Diana Ela Sari yang saat itu juga tim redaksi temui. 

Ia sampaikan, Diana harus tetap maju. Ia pun bangga, Diana masih sempatkan waktu membantu keluarga di rumah. 

'Saya bangga, dia masih mau bantu-bantu," ujarnya. (tim redaksi Diksi) 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews