Jumat, 22 November 2024

Cegah Stunting, Dinkes Beri Edukasi kepada Para Remaja di Samarinda

Koresponden:
Alamin
Jumat, 17 Februari 2023 19:10

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr. Siti Nurriyatus Zahrah/HO

DIKSI.CO, SAMARINDA - Pemkot Samarinda terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di Kota Tepian.

Sebagaimna diketahui, stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu, ditandai dengan tubuh pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi.

Balita stunting pada umumnya rentan terhadap penyakit, mempunyai kecerdasan yang di bawah normal serta produktivitasnya rendah. 

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr. Siti Nurriyatus Zahrah menjelaskan pentingnya edukasi stunting kepada para remaja di Kota Samarinda.

“Misalnya harus diberi pendidikan tentang pengaruh anemia dapat menyebabkan kehamilan yang tidak sehat, keguguran bahkan pendarahan,” kata Tutus saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Kota Samarinda pada Kamis (9/2/2023).

Ia menjelaskan bahwa intervensi stunting terhadap kelompok remaja penting untuk mencapai target penurunan stunting nasional dan daerah.

Apalagi, tahun 2024 mendatang, pemkot telah menargetkan penurunan kasus stunting menjadi 11 persen. 

“Secara nasional ada target penurunan angka stunting di tahun 2024 harus mencapai angka 14% dan tahun 2030 harus nol persen. Samarinda sendiri memiliki target penurunan angka stunting hingga 11% di tahun 2024”ujarnya.

Edukasi ini juga bakal menyasar kelompok pasangan muda, termasuk imbauan untuk tidak merokok karena dikhawatirkan berpengaruh pada sistem reproduksi atau kualitas sperma dan kehamilan para ibu muda.

Ia juga menjelaskan  bahwa pengaruh pendidikan juga sangat penting terhadap upaya menekan laju peningkatan kasus stunting ini.

Edukasi terhadap ibu hamil juga penting, utamanya terkait asupan gizi dan bahaya jika terdampak infeksi yang dapat menganggu proses kehamilan.

Tutus juga secara khusus mengingatkan agar pasangan muda juga menahan diri untuk menunda kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan. Termasuk dengan pemberian ASI eksklusif.

“Boleh menikah asal jangan hamil dulu maka pakailah KB, karena belum usia produktif. Termasuk rajin-rajin ke posyandu,” ungkapnya.

Kemudian, untuk calon pengantin yang menikah usia muda namun belum mencapai usia produktif maka Kementerian Agama melakukan intervensi pembinaan pengantin.

“Percepatan penurunan angka stunting ini juga menyasar dari sejak sebelum melahirkan, hingga bayi lahir,” pungkasnya.  (adv)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews