DIKSI.CO, TANAPASER - Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Muhammadiyah Tanah Grogot Kabupaten Paser mengembangkan budidaya tanaman sawi hingga mampu meraup penghasilan Rp 3 juta setiap bulannya.
Menurut penyuluh pertanian yang juga Dosen STIPER Muhammadiyah Tanah Grogot, Kun Rawan Sari mengatakan, pendapatan sekali panen dari budidaya ini berkisar Rp 1 Juta sampai Rp 1,5 Juta.
“Sebulan, bisa tiga kali panen. Satu bulan kami jual hasilnya sekitar Rp2 Juta sampai Rp3 Juta. Jadi setahun bisa sampai Rp30 Juta,” katanya, Senin (10/08/2020).
Hidroponik merupakan budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah.
Bersama mahasiswa, Kun menggeluti budidaya ini sejak 2019 lalu.
Ia menilai metode hidroponik merupakan budidaya yang ramah lingkungan, dengan memanfaatkan media pipa sebagai wadah tanaman, tanpa harus memiliki lahan yang luas.
Budidaya ini tidak hanya dilakukan mahasiswa di kampus STIPER.
Mahasiswa juga melakukannya di beberapa tempat seperti di Desa Sempulang Kecamatan Tanah Grogot, Jemparing Kecamatan Kecamatan Long Ikis, maupun di Kecamatan Long Kali maupun Kecamatan Muara Komam.
Kun mengaku tidak menggunakan pestisida dalam mengembangkan jenis sayuran ini.
Nutirisi tanamannya pun belum 100 persen organik. Meski demikian, sayuran ini layak dikonsumsi.
“Dari hasil dari budidaya juga dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga,” ucap Kun.
Tidak ada kendala dalam proses budidaya sawi dengan metode hidroponik ini.
“Hanya alatnya harus dibersihkan setelah menanam. Untuk hama dan penyakit tidak ada, karena kami menggunakan green house”, kata Kun
Saat masa pandemi Covid-19, harga sayur di pasaran mengalami penurunan harga. “Kami tidak menurunkan harga karena pelanggan tahu kualitas produk kami”, tutup Kun. (advertorial)