Dari proses pelatihan itu, tidak hanya jadi sekedar pelatihan. Outputnya adalah karya yang kemudian dibagikan ke tempat-tempat keramaian atau instansi pemerintahan, hingga tempat ibadah untuk upaya tanggap Covid-19.
“Misalnya, untuk wastafel, itu kami ada berikan hingga ke Bontang. Ada juga ke instansi pemerintahan, rumah ibadah, dan lokasi-lokasi keramaian, seperti misalnya pasar,” ucap Andri.
Jumlahnya pun tak sedikit. Andri Susila dan Amran sempat membuka data mereka untuk mengetahui jelas jumlah masker, wastafel dan baju hazmat yang berhasil dibuat selama masa pelatihan.
Terinci, ada 40 ribu masker, 2750 baju hazmat dan 144 unit wastafel yang dibuat. Itu semua adalah buatan dan hasil dari para pekerja yang tergabung dalam pelatihan di BLK Samarinda.
“Semua proses pembuatan dan pengerjaan dilakukan di BLK Samarinda,” ujarnya.
Dijelaskan lagi, program pelatihan ini dikerjakan oleh BLK se Indonesia. Ada banyak pilihan yang sebenarnya bisa dilakukan.