Minggu, 12 Mei 2024

Beredar Lagi Video Kedua Ismail Bolong, Kali Ini Minta Maaf ke Kabareskrim 

Koresponden:
diksi redaksi
Minggu, 6 November 2022 0:50

Ismail Bolong/ Foto: IST

DIKSI.CO, SAMARINDA - Ismail Bolong muncul lagi. 

Nama Ismail Bolong belakangan ini menjadi perhatian dalam isu tambang ilegal di Kalimantan Timur. 

Sebelumnya, ada video yang menampilkan pengakuan seorang laki-laki bernama Ismail Bolong menyetor duit tambang ilegal kepada Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto. 

Hal itu muncul dalam diskusi komunitas Kolaborasi Peduli Indonesia (KOPI).

Acara yang bertajuk "Mengungkap Persengkokolan Geng Tambang di Polisi dengan Oligarki Tambang" itu diselenggarakan di kafe Dapoer Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).

Acara ini dihadiri oleh narasumber baik secara fisik maupun virtual antara lain Pakar Hukum UGM Denny Indrayana, Pakar Kriminolog UI Adrianus Meliala, Dosen Universitas Islam Kalimantan Selatan Muhammad Uaib As`ad,

Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies ISESS Bambang Rukminto, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dan Kordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang/JATAM Melky Nahar.

Dalam video itu, Ismail Bolong tampak sedang membacakan sebuah surat pengakuan yang menyatakan dirinya bekerja sebagai pengepul dari konsesi tambang batu bara ilegal di Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Setelah video itu viral, pada Minggu dini hari, kembali muncul video dari Ismail Bolong

Akan tetapi, di video terbaru itu, pernyataan berbeda justru disampaikan Ismail Bolong sehubungan dengan video pertamanya yang viral

Di video terbaru Ismail Bolong itu, ia justru meminta maaf kepada sosok yang sebelumnya sempat ia sebut, yakni Kabareskrim Agus Andrianto. 

"Saya mengajukan permohonan maaf ke Pak Kabareskrim," ujar Ismail Bolong dalam video beredar. 

Disebutnya, untuk video yang viral itu, direkam saat ini adalah tekanan. 

Tekanan itu berasal dari Brigjen Hendra. Brigjen Hendra diketahui saat ini masih dalam kasus bersama Ferdy Sambo. 

"Saya dalam tekanan dari Brigjen Hendra dari Mabes." katanya. 

Dia menyebut testimoni itu direkam melalui ponsel iPhone milik 1 dari 6 anggota Paminal Mabes Polri yang datang khusus ke Balikpapan.

Sebelum direkam, Ismail mengaku diperiksa di ruang Propam Polda Kaltim di Balikpapan.

Ia pun merincikan, apa yang ia maksud sebagai tekanan itu. Di antaranya ada telepon dari sosok Brigen Hendra kepadanya hingga tiga kali. 

"Saya sampai tiga kali ditelepon Jendral Hendra dan diancam akan dibawa ke Propam Mabes kalau tidak baca itu testimoni." katanya.

Akhirnya, konsep tulisan itu dia bacakan dan direkam pakai handphone (HP).

Sebelumnya, dari video viral yang beredar, ujaran Ismail Bolong sama sekali berbeda dengan video kedua yang muncul. 

Berikut isi lengkap pengakuan Ismail Bolong:

Terkait adanya penambangan batu bara di wilayah Kalimantan Timur, bahwa benar saya bekerja sebagai pengepul batu bara dari konsesi tanpa izin, dan kegiatan tersebut tidak dilengkapi surat izin di daerah Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kukar, wilayah hukum Polres Bontang, sejak bulan Juli tahun 2020 sampai dengan bulan November 2021.

Dalam kegiatan pengepulan batu bara ilegal ini, tidak ada perintah dari pimpinan. Melainkan atas inisiatif pribadi saya. Oleh karena itu, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas tindakan yang saya lakukan.

Keuntungan yang saya peroleh dari pengepulan dan penjualan batu bara berkisar sekitar Rp 5 sampai 10 miliar dengan setiap bulannya.

Terkait kegiatan yang saya laksanakan, saya sudah berkoordinasi dengan Kabareskrim, yaitu ke Bapak Komjen Pol Agus Andrianto dengan memberikan uang sebanyak tiga kali. Yaitu pada bulan September 2021 sebesar Rp 2 miliar, bulan Oktober 2021 sebesar Rp 2 miliar, dan bulan November 2021 sebesar Rp 2 miliar.

Uang tersebut saya serahkan langsung kepada Komjen Pol Agus Andrianto di ruang kerja beliau setiap bulannya, sejak bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Agustus yang saya serahkan langsung ke ruangan beliau.

Sedangkan untuk koordinasi ke Polres Bontang, saya pernah memberikan bantuan sebesar Rp 200 juta pada bulan Agustus 2021 yang saya serahkan langsung ke Kasatreskrim Bontang AKP Asriadi di ruangan beliau.

Saya mengenal saudara dan Tampoli yang pernah menjual batu bara ilegal yang telah saya kumpulkan kepada saudari Tampolin sejak bulan Juni 2020 sampai dengan bulan Agustus tahun 2021. Demikian yang saya sampaikan. Terima kasih, jenderal.

Usai menyebutkan kata jenderal, video Ismail Bolong itu terputus. Di akhir masih ada ucapan yang ia sampaikan tapi tak begitu jelas terdengar.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pemberitaan muncul perihal respon dari kepolisian ataupun Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto terkait klarifikasi maupun tanggapan atas video pengakuan Ismail Bolong tersebut. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews