Yang ketiga, sambung Kapolda Kaltim 2015-2018 itu, adalah turunnya malaikat. Di mana terusan ayat surat Al-Qadar adalah penegasan dari Allah SWT bahwa di malam itu turunlah para malaikat ke atas muka bumi.
"Surat Al-Qadar ayat 4 menjelaskan, para malaikat dan ruh turun di malam itu dengan izin dari Tuhan mereka dengan segala urusan. Dari setiap lapis langit dan juga dari Sidratilmuntaha, malaikat turun ke bumi, untuk mengamini doa umat Islam yang dipanjatkan di sepanjang malam itu hingga terbitnya fajar, atau masuknya waktu Subuh. Selain itu disebutkan bahwa para malaikat turun untuk membawa ketetapan takdir untuk setahun ke depan," beber Safaruddin.
Yang keempat, Allah SWT juga memberikan keistimewaan berupa keselamatan pada Lailatulqadar. Berbeda dengan malam lain, di mana selain keselamatan Allah SWT juga menetapkan bala.
"Malam Qadar juga disebutkan sebagai malam yang ada di dalamnya keselamatan hingga terbitnya fajar. Maksudnya pada malam itu Allah SWT tidak menetapkan sesuatu kecuali keselamatan hingga datangnya fajar. Sedangkan di malam lain, selain keselamatan juga Allah SWT menetapkan bala. Di malam Lailatulqadar, setan tidak bisa melakukan perbuatan jahat dan keburukan," tegasnya.
Keistimewaan terakhir adalah eksklusif milik umat Muhammad SAW. Sedangkan umat-umat terdahulu tidak mendapatkan keistimewaan ini. Dasarnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa’. Bunyinya: "Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya -yang relatif panjang- sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan".
Anggota Komisi III DPR RI itu mengungkapkan, hadis ini menjelaskan bahwa ditetapkannya malam Qadar setara dengan seribu bulan adalah sebagai fasilitas bagi umat Nabi Muhammad SAW bila ingin mendapatkan banyak pahala. "Karena bila dibandingkan usia umat-umat terdahulu, usia umat Nabi SAW, jauh lebih singkat," tutup Safaruddin. (tim redaksi Diksi)