"Desa adat sebagai andalan utama mengendalikan pergerakan masyarakat di wilayah masing-masing agar tidak keluar atau kedatangan orang luar masuk ke wilayahnya dengan kontrol ketat, kecuali ada kepentingan mendesak sehingga pergerakan benar-benar dikontrol. Karena desa adat punya hukum adat, warga jadi tertib dan disiplin, selama ini baik," ujar Koster.
"Selain itu, kelebihan desa adat selain upaya yang sifatnya terlihat, ada juga keyakinan ritual agama dalam bentuk miskala, suatu ritual adat keagamaan keyakinan Bali ketika ada wabah, ada warisan para leluhur yang jadi pedoman untuk jadi ritual para leluhur mengajarkan kalau ada wabah ada penanganan sendiri secara ritual," lanjutnya.
Lebih lanjut, Koster bilang Pemprov Bali juga menyiapkan sederet prasrana kesehatan. Mulai dari 13 rumah sakit rujukan, tenaga medis, alat-alat rapid test, APD, hingga ventilator. Pemprov Bali juga memiliki laboratorium berbasis PCR antara lain di RSUD Sanglah.
"Dulu susah karena harus ke Jakarta dan Surabaya, sekarang bisa dalam 24 jam. Sekarang kapasitasnya 490 spesimen per hari. Kemudian tenaga medis disediakan hotel tidak bolak-balik dari kediaman ke tempat bertugas," kata Koster. (*)
Artikel ini telah tayang di CNBC Indonesia dengan judul "Tanpa PSBB, Ini Lho Resep Sukses Bali Perangi Covid-19" https://www.cnbcindonesia.com/news/20200512131224-4-157884/tanpa-psbb-ini-lho-resep-sukses-bali-perangi-covid-19