Sabtu, 23 November 2024

Baik Boleh, Berantakan Jangan

Koresponden:
diksi redaksi
Kamis, 23 April 2020 14:44

Grafis artikel Baik Boleh, Berantakan Jangan/ Diksi.co

Baik Boleh, Berantakan Jangan

"Ayo kita semua jaga diri, jaga keluarga, jaga sesama dan lingkungan agar terhindar dari penularan Covid 19," ajak Isran Noor, Gubenur Kaltim, dikutip dalam postingan Instagram Pemprov Kaltim @pemprov_kaltim. 

DIKSI.CO, SAMARINDA - Kurang dari seminggu yang lalu, tim redaksi Diksi sempat duduk santai di salah satu cafe bilangan Juanda Samarinda. Waktu itu malam hari. Sang pemilik kafe memutuskan untuk tetap buka. Tetapi khusus untuk take away. 

Order di tempat tak dilakukan.  Lah, iya. Dirinya tak berani, Satpol PP kerap datang meminta tiap orang bergerombol, dipulangkan. Katanya physical distancing, menghindari Covid-19. Warga pun harus berperan untuk itu. Ini berarti, tak boleh bergerombol, habiskan waktu dengan lebih dari 5 orang di satu tempat. 

Ingin langgar aturan sebentar, indahan itu tim redaksi tak hiraukan. Tim redaksi tetap duduk, menikmati segelas kopi yang kemudian menjadi 2 gelas. 

Kopinya enak, dingin, teman bicaranya pun juga asik. Jadilah kami berlama-lama duduk di sana. Tim redaksi juga tak melulu kerja. Butuh kopi, es teh manis, atau segelas susu. Itu normal untuk setiap orang. 

Tiba-tiba, mobil berlampu kedap-kedip datang. Pakaian lengkap, menandakan petugas. Semua yang berkumpul saat itu diminta pulang. Kami nurut, tak banyak kisah. Ikuti aturan. Ini eranya physical distancing

--------------------------------------------

Beragam imbauan pemerintah terkait upaya pencegahan Covid-19 digalakkan. Media sosial (medsos), website, hingga pemberitaan di media massa kerap mudah dilihat untuk lakukan physical distancing. Tak hanya imbauan, aparat pun bergerak. Ketika malam minggu, kerap pukul 09.00 atau 10.00 malam, jalanan kota Samarinda dilintasi mobil berkelap-kelip. Suara toa ikut terdengar, menyarankan warga untuk stay at home. Tetap di rumah. Stay at home is better. Tetap di rumah itu lebih baik. 

Physical disctancing pulalah yang membuat resepsi pernikahan salah satu tokoh di Samarinda kemarin sempat urung dilakukan dengan menyedot massa besar. Jadilah resepsi pernikahan hanya dilakukan dengan mengundang keluarga terdekat. 

Tak hanya sektor bisnis, pemeritahan pun demikian. KPU Kaltim hingga KPU Kabupaten/ Kota misalnya. Lembaga itu bahkan menggunakan sistem shift di pola kerja mereka. Beberapa pegawai diminta work from home alias kerja dari rumah. Tetap kerja, tetapi yaaa di rumah. 

Semua itu untuk physical distancing, menghindari Covid-19 jadi lebih besar. Jadi lebih meluas. Saat ini Covid-19 sudah sentuh angka 74 kasus positif. Semua orang di Kaltim, pasti tak mau angka itu jadi lebih menaik lagi. 

Galakkan physical distancing secara gamblang, pada Kamis (23/4/2020), contoh pelanggaran physical distancing justru datang. Kedatangan contoh pelanggaran itu, bukan di rumah warga biasa. Bukan pula di kafe tempat tim redaksi seruput 2 gelas kopi malam itu. 

Justru di kediaman Isran Noor. Gubernur Kaltim yang pada Pemilu lalu dapatkan 471.711 suara. 

Di Jalan Adipura, Sungai Kunjang, rumah Isran yang bernuansa warna putih, ramai didatangi warga. Berdesakan di luar pagar. 

Tim redaksi tak berkhayal. Tim redaksi datang ke sana. Melihat dan juga merekam video. Sembari juga menulis berita.

Cek Videonya: 

Cek fotonya: 

Keramaian massa di kediaman Isran Noor/ Diksi.co

Keramaian warga di kediaman Isran Noor/ Diksi.co

Info yang dihimpun di lapangan, pembagian sembako menggunakan sistem kupon yang sebelumnya sudah dibagikan berjumlah 1000 kupon.

Banyaknya warga yang mengantre, membuat desak-desakan warga tak bisa dihindari. Kondisi ini bahkan sudah terjadi sejak pukul 13.00 Wita.

Paket sembako yang dibagikan berupa beras 5 kg, telur ayam, gula 1 kg, dan minyak goreng.

Massa riuh di luar pagar rumah Isran. Ada kenakan masker, berpayung, menggendong anak kecil, ada pula yang hanya bertopi tak kenakan masker. Mereka antre. Dapat info mulut ke mulut, kemudian berangkat ke lokasi. 

Salah satu warga, Febryati, warga Sungai Kunjang, mengaku sudah datang dari pukul 13.00 Wita.

Dirinya mengaku mendapat informasi dari warga sekitar, lalu ikut juga mendatangi pembagian sembako dari orang nomor satu di Kaltim ini.

"Kumpul mulai jam satu. Siang baru tahu kalau ada bekumpulan, katanya ada pembagian sembako. Sekalinya betulan ada pembagian sembako dari Pak Gubernur," katanya.

Meski bahagia mendapat paket sembako, namun dirinya tak menapik, khawatir tertular Covid-19. Namun, karena desakan ekonomi, dirinya nekat menantang corona demi paket kebutuhan pokok itu.

"Khawatir ada, soalnya kan bekumpulan kan. Tapi mau bagaimana lagi, namanya rezeki," ungkapnya.

Ramainya warga, di saat physical distancing sedang digalakkan, membuat polisi bergerak. 

Jajaran kepolisian Makopolresta Samarinda yang dipimpin langsung Kombes Pol Arif Budiman segera menyambangi ke lokasi kerumunan masa tersebut. 

"Ini ada pembagian sembako dari kerabat dan keliarga Gubernur (Isran Noor). Di sini ada salah pengertian," kata polisi nomor satu di Kota Tepian ini. 

Saat ditanya, apakah kegiatan pembagian sembako siang tadi ada mendapatkan izin dari pihak kepolisian, Arif sedikitpin tak menggubris dan justru melanjutkan pernyataannya kalau paket sembako yang telah habis dibagikan, namun masyarakat masih saja tetap berkerumun. 

"Informasinya, tadi ada sekitar 600 paket yang dibagi dan telah habis, namun kerumunan masyarakat yang antusias belum juga membubarkan diri," sambung Arif. 

"Kami mengamankan jalannya kegiatan ini, dan akan kami bubarkan dengan segera," tegasnya. 

Terpisah, Kepala Satpol PP Kaltim Gede Yusa saat dikonfirmasi membenarkan adanya pembagian paket sembako yang terjadi di kediaman orang nomor satu di Kaltim ini. 

"Memang dari awal kami melakukan pengamanan, tapi tetap menjaga jarak, kami tetap memegang protokol kesehatan," jelasnya. 

Pembagian paket sembako ini sendiri, kata Gede, ia mendapatkan informasi kalau Isran Noor membagikan 1000 paker sembako. 

"Memang masyarakat begitu dalam memenuhi kebutuhan, kami coba memaklumi, saja semoga berjalan dengan lancar. Kami hanya sekedar melakukan pengamanan kegiatan," tandasnya.  

Beberapa jam setelah ditemukannya fakta warga berkerumun di White House (sebutan jurnalis untuk rumah pribadi Isran Noor), pemberitaan mulai ramai. 

Angle-angle berbeda muncul di media. Media online niaga.asia menulis “Ribuan Orang Berjejal Antre Sembako di Rumah Gubernur Isran di Masa Pandemi Corona”, Detakkaltim.com menulis pula “Demi Sembako Gratis, Warga Cuekin Ancaman Wabah Covid 19

Diksi.co juga begitu. Kami buat Breaking News dengan judul “BREAKING NEWS - Pandemi Covid-19, Massa Berkumpul di Rumah Gubernur Isran Noor”. 

Saat itu, hanya berselang beberapa jam jelang adanya konferensi pers Dinas Kesehatan Kaltim terkait update Covid-19. Tak pelak saja, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Andi M Ishak pun kebanjiran pertanyaan. Bahkan, pertanyaan pertama saat itu yang diajukan rekan M. Rizki dari Samarinda Post, salah satunya terkait acara di kediaman Isran Noor- White House itu. 

Kondisi itupun disayangkan oleh Andi Muhammad Ishak, plt kepala Dinas Kesehatan Kaltim.

Andi menjelaskan, dari informasi yang ia dapat, Isran Noor melakukan pembagian 1.000 sembako kepada warga terdampak Covid-19.

Andi mengakui masalah muncul ketika petugas jaga yang dilakukan pihak Satpol PP Kaltim, tidak dapat mengantisipasi membludaknya warga yang datang ke kediaman Gubernur Kaltim.

"Antusias masyarakat tidak dapat diantisipasi. Warga membludak dan tidak tertangani dengan baik," kata Andi, saat dikonfirmasi Kamis (23/4/2020).

Andi menyesalkan kegiatan tersebut. Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kaltim itu pun prihatin karena mestinya berbagai pihak bisa menjaga dan patuh pada physical distancing ini, guna menekan laju penyebaran virus yang saat ini sudah mencapai 74 kasus konfirmasi positif Covid-19.

"Menyesalkan ini bisa terjadi, perihatin. Mestinya bisa menjaga bersama dan kejadian semacam ini tidak terjadi. Untuk itu, kejadian ini jadi bahan masukan dan bahan evaluasi kami, jadi bahan pembelajaran," jelasnya.

Andi menambahkan kegiatan bagi sembako yang dilakukan Gubernur Kaltim itu, sebenarnya sudah menerapkan protokol kemanan warga, dengan menetapkan jarak aman bagi warga yang datang. Hal tersebut juga sudah dilakukan pada warga yang berada di dalam pagar rumah orang nomor satu di Kaltim ini.

Hanya saja, di luar pagar rumah gubernur, banyak warga yang berdesakan hingga tak terkontrol oleh petugas di lapangan.

"Kami hanya bisa berharap mudah mudahan tidak ada terjadi lonjakan kasus OTG maupun orang dengan gejala ringan. Kegiatan ini sangat berpotensi adanya penyebaran virus Covid-19 dengan sangat cepat," pungkasnya.

Tak hanya penjelasan dari Andi, beberapa saat setelah itu, muncul pula pernyataan dari Pemprov Kaltim yang disampaikan melalui akun Instagram bercentang biru @pemprov_kaltim. 

Berikut keterangan Pemprov Kaltim sesuai dengan keterangan yang dipublish di akun Instagram bercentang biru dari Pemprov Kaltim:

Terkait pembagian sembako oleh keluarga besa Gubernur Kaltim Isran Noor, pada Kamis (23/4), Kepala Biro Humas Setda Kaltim, M Syafranuddin menerangkan, pembagian sembako menjelang bulan puasa merupakan kegiatan rutin keluarga besar Gubernur Isran Noor, sebagai bentuk kepedulian sosial kepada masyarakat yang membutuhkan. Bantuan diberikan kepada keluarga kurang mampu yang ada di sekitar kediaman.

Karena masa pandemi Covid-19, sempat ada rencana tidak menggelar pembagian sembako. Namun dalam beberapa hari terakhir kediaman pribadi Gubernur Kaltim, selalu kedatangan warga yang meminta bantuan sembako. Dikarenanakan tidak ada sembako di rumah akibat terhentinya kegiatan dalam artian tidak ada sumber pendapatan.

Kondisi ini, membuat keluarga Gubernur Isran Noor berpikir ulang untuk meniadakan pembagian sembako. Akhirnya pembagian sembako dilakukan dengan cara sesuai ketentuan yang ada yakni bagi warga kurang mampu, dengan menjaga jarak, cuci tangan dengan sabun, dicek suhu badan, dan tidak ada jabat tangan. Jumlah warga yang datang semakin banyak menjelang Ramadan, sehingga terjadi penumpukan di luar pagar/halaman rumah Isran Noor.

“Melihat banyaknya warga masyarakat yang datang, keluarga Gubernur Isran Noor dibantu sejumlah warga sekitar dan petugas yang ada, mau tidak mau tetap melayani dengan menyediakan bantuan diantaranya beras,” terangnya.

Ditambahkan, Gubernur Isran Noor dan keluarga menyampaikan permohonan maaf, jika pembagian bantuan sembako dinilai kurang tepat yakni pada saat Covid-19 mewabah.

Namun, pembagian sembako yang dilakukan tiada lain, sebagai bentuk kecintaan kepada masyarakat yang serba kesulitan di tengah pandemi Covid-19.

“Tujuannya tiada lain ingin membantu dan memberikan kegembiraan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan sembako, terutama menyambut Ramadan yang dimulai Jumat besok,’ tandasnya.

Apa yang terjadi pada Kamis, 23 April 2020 ini, ungkapnya, di luar dugaan, karenanya Gubernur Isran Noor dan keluarga berdoa warga masyarakat yang ikut dalam pembagian sembako, selalu dalam lindungan Allah SWT dan diberikan kesehatan serta dijauhkan dari segala marabahaya terutama Covid-19.

Dikomentari 2 Dosen Unmul 

Pemberitaan yang massif hingga masuk ke nasional, serta media sosil, membuat pihak akademisi dari Universitas Mulawarman Samarinda ikut beri komentar terkait ramainya massa di White House itu. 

Herdiansyah Hamzah, akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Mulawarman atau kerap disapa Castro menyampaikan, Isran Noor selaku gubernur Kaltim telah mempertontonkan serta mengajarkan sesuatu yang tidak baik kepada masyarakat. Terkesan, Isran Noor terlampau sering mengambil tindakan tanpa dipikirkan matang-matang terlebih dahulu.

"Kejadian ini mengajarkan kepada masyarakat, bahwa gubernur saja bisa mengumpulkan orang seperti itu, bagaimana dengan masyarakatnya. Gubernur kan mengajarkan yang tidak baik ke masyarakatnya. Apalagi posisi dia sebagai ketua gugus tugas, itu menurut saya jadi yang preseden buruk bagi masyarakat," kata Castro, dikonfirmasi Kamis (23/4/2020) malam.

Herdiansyah Hamzah/ Diksi.co

Dosen Fakultas Hukum itu menyebut, sikap Isran Noor tidak sinkron dengan apa yang menjadi kebijakan umum. Baik di tingkat nasional maupun daerah. Akhirnya bila kejadian tersebut sampai ke pusat, bisa jadi akan ada teguran dari menteri Dalam Negeri maupun Presiden Jokowi.

"Bisa saja bila kejadian ini sampai ke pusat. Gubernur Kaltim bisa ditegur oleh mendagri. Jadi Presiden melalui mendagri mestinya menegur Pak Isran Noor," jelasnya.

Terakhir, Castro menyampaikan gubernur Kaltim perlu berbesar hati, meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian ini. 

"Kejadian ini harunya bisa jadi pelajaran bagi beliau, sebaiknya Pak Isran harus berbesar hati untuk minta maaf karena sudah melakukan tindakan yang justru bisa berpotensi terjadinya penyebaran virus corona bila terjadi pengumpulan massa besar," pungkasnya.

Pun demikian dengan Cody atau Haerul Anwar, Dosen Universitas Mulawarman yang saat itu juga langsung lakukan kontak dengan Diksi.co. 

Cody, yang kerap keras bicara ini, sampaikan 4 hal yang dimintanya harus dilakukan ke depan. 

“Jangan sampai orang terpaksa keluar rumah, berkeliaran. Pertama, kami percaya, semua bantuan ini niatnya baik. Motif tidak penting. Tetapi ya mbok niat baik dilakukan dengan cara yang baik. Apalagi ini dilakukan oleh orang terdepan. Ini kan kesannya orang dipaksa untuk berkeliaran. Bukan terpaksa, tetapi dipaksa. Kalau gak keluar tidak dapat, dengan secara tidak langsung,” ujarnya. 

Haerul Anwar/ IST

Kedua, yakni jangan sampai adanya pembagian sembako ini justru menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid. 

“Kalau ada transmisi lokal kan bahaya. Transmisi lokal kan baru di Balikpapan. Jangan sampai itu terjadi. Tambah susah nanti tracingnya,” ujar Cody. 

Ketiga, ia inginkan physical distancing itu jangan hanya ditunjukkan pihak pemerintah dalam hal imbauan, tetapi justru terkesan bocor dalam kegiatan publik. 

“Kan mereka imbau untuk itu. Tetapi jadinya begini,” ujarnya. 

Terakhir adalah ia meminta adanya perencanaan matang akan pemberian sembako untuk masyarakat dalam waktu ke depan. Pasalnya, belum diketahui wabah corona ini akan terjadi berapa lama. Perlu adanya pengaturan sembako yang diatur pemerintah, sehingga waktu bias bertahan lama. 

“Kita tak tahu pandemic ini berapa lama. Jangan sampai jor-joran di depan, tetapi kemudian kehabisan napas. Main bola waktunya 90 menit, tetapi 30 menit kita sudah loyo. Kita kan tak tahu, bias sebulan, dua bulan, atau tiga bulan. Kalau semuanya diberikan semua, bagaimana kalau waktunya panjang. Ternyata bantuan itu misalnya harus dilakukan marathon, tidak hanya di awal saja,” ujarnya.(*) 

Kolaborasi Diksi.co Group X Aku Mantap

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews