Prabowo: Pemerintah Akan Kirim Banyak Mahasiswa Belajar Kedokteran ke Selandia Baru

DIKSI.CO – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rencana pemerintah untuk mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia belajar di Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi di Selandia Baru.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru di bidang pendidikan dan kesehatan.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo usai melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 yang digelar di Gyeongju, Korea Selatan, pada Jumat (31/10).
“Kita ingin kirim lebih banyak mahasiswa untuk belajar kedokteran dan kedokteran gigi. Kita sangat butuh dokter dan dokter gigi,” ujar Prabowo kepada awak media usai pertemuan tersebut.
Menurut Prabowo, kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Selandia Baru selama ini sudah berjalan baik, namun masih memiliki ruang besar untuk diperluas.
Pemerintah, kata dia, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, terutama di bidang kesehatan yang masih mengalami kekurangan tenaga medis di berbagai daerah.
“Kita sadar masih banyak daerah yang kekurangan dokter. Karena itu, belajar dari negara yang sistem pendidikannya maju seperti Selandia Baru akan sangat membantu kita meningkatkan kualitas lulusan kedokteran di dalam negeri,” ucapnya.
Selain mengirim mahasiswa, Prabowo juga menyoroti pentingnya penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, bagi tenaga kerja Indonesia yang ingin bersaing di pasar global.
Dalam pertemuannya dengan Luxon, ia mengusulkan agar Selandia Baru turut mengirimkan tenaga pengajar untuk membantu peningkatan kemampuan bahasa Inggris masyarakat Indonesia.
“Saya juga minta kalau ada guru-guru dari Selandia Baru yang bisa bantu kita. Kita mau nambah sekolah atau kursus-kursus Bahasa Inggris untuk pekerja-pekerja kita yang mau ke luar negeri. Saya kira bahasa sangat penting, dan ini sedang kita bahas,” kata Prabowo.
Langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat kerja sama kedua negara dalam bidang pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan.
Menurut Prabowo, penguasaan bahasa asing merupakan kunci penting dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja dan memperluas kesempatan kerja di luar negeri.
“Kalau pekerja kita bisa berbahasa Inggris dengan baik, peluang mereka bekerja di luar negeri dengan penghasilan lebih baik juga semakin besar. Ini investasi untuk masa depan rakyat kita,” tegasnya.
Selain sektor pendidikan, Prabowo juga menegaskan bahwa pertemuan dengan Perdana Menteri Luxon turut membahas potensi kerja sama di bidang pertanian.
Ia menilai Selandia Baru sebagai mitra potensial bagi Indonesia, terutama dalam hal teknologi pertanian, peternakan, dan pengelolaan pangan berkelanjutan.
“Selandia Baru punya pengalaman luar biasa di bidang agrikultur dan peternakan. Kita ingin belajar dari mereka, terutama bagaimana meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kita,” jelasnya.
Menurut Prabowo, pemerintah Indonesia saat ini tengah fokus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kerja sama internasional, kata dia, menjadi salah satu strategi penting untuk mempercepat transfer teknologi dan peningkatan kapasitas petani di berbagai daerah.
“Kita ingin petani Indonesia semakin modern, punya akses pada teknologi dan pengetahuan baru. Kerja sama seperti ini bisa membantu kita mencapai kemandirian pangan,” tambahnya.
Lebih jauh, Prabowo menggambarkan suasana KTT APEC 2025 sebagai forum yang produktif dan penuh semangat kerja sama antarnegara.
Ia mengaku optimistis bahwa hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota APEC, termasuk Selandia Baru, akan semakin kuat di masa mendatang.
“Suasananya bagus, penuh semangat kerja sama. Kita semua ingin memperkuat kolaborasi, tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang pendidikan, pertanian, dan kesehatan,” kata Prabowo.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pemimpin juga membahas isu-isu global seperti perubahan iklim, stabilitas kawasan, dan pemulihan ekonomi pascapandemi.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus memainkan peran aktif dalam mendorong kerja sama regional dan menjaga stabilitas di kawasan Asia Pasifik.
“Kita semua menghadapi tantangan global yang sama, termasuk perubahan iklim dan ketahanan pangan. Karena itu, kolaborasi menjadi kunci agar kita bisa maju bersama,” ungkapnya.
Kebijakan pengiriman mahasiswa ke luar negeri, terutama di bidang kedokteran, sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo untuk membangun sumber daya manusia unggul.
Ia menegaskan bahwa pemerintahannya akan berfokus pada pembangunan manusia yang produktif, berdaya saing, dan memiliki kompetensi global.
“Negara kita besar, rakyatnya banyak. Kalau kita ingin maju, kita harus siapkan generasi muda yang pintar, sehat, dan terampil. Pendidikan menjadi kunci utama,” tegasnya.
Langkah konkret ini juga diharapkan dapat mengurangi ketimpangan akses pendidikan tinggi di bidang medis dan meningkatkan jumlah tenaga kesehatan di Indonesia yang selama ini masih belum merata, terutama di wilayah terpencil.
Dengan kerja sama baru ini, Indonesia dan Selandia Baru diharapkan dapat memperkuat hubungan strategis di berbagai sektor, sekaligus membuka peluang baru bagi generasi muda Indonesia untuk menimba ilmu dan pengalaman internasional.
“Kita optimistis, kerja sama seperti ini akan membawa manfaat besar bagi rakyat kedua negara,” pungkas Prabowo. (*)