“Edukasi akan kepedulian terhadap lingkungan memang sudah sepatutnya ditanamkan sejak dini. Sehingga para siswa, sejak pendidikan dasar, bahkan jika memungkinkan sejak pendidikan anak usia dini sudah terbiasa dengan upaya melestarikan lingkungan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pada prinsipnya Adiwiyata dibagi ke dalam 3 hal, yakni edukatif, partisipatif dan berkelanjutan.
Untuk Samarinda, lanjutnya, DLH membaginya ke dalam beberapa tahapan. Mulai dari tahap kota, provinsi, hingga nasional.
Sedangkan tahap tertinggi Adiwiyata adalah penghargaan tingkat Mandiri. Pihaknya pun tak lelah melakukan beragam upaya untuk membantu masing-masing sekolah.
Pada tahun ini, Kota Samarinda bukan hanya saja sebagai kota yang sekolah terbanyak mendapat Adiwiyata, tapi salah satunya sekolahnya menyandang nilai tertinggi di Kaltim, yakni SDN 004 Sungai Pinang.
Adapun 16 sekolah penerima sekolah Adiwiyata yang langsung diserahkan Gubernur Kaltim Isran Noor, meliputi SD Kristen Cita Hati, SD Subulussalam, SDN 002 Samarinda Ilir, SDN 023 Samarinda Utara, SDN 004 Samarinda Ilir, SDN 008 Samarinda Ilir, SDN 009 Samarinda Ilir.
Kemudian, SDN 012 Samarinda Ilir, SDN 004 Sungai Pinang, SDN 009 Sungai Pinang, SDN 012 Sungai Pinang, SDN 013 Sungai Pinang, SDN 017 Sungai Kunjang, SD Madina, SD Muhammadiyah 3 dan SDN 019 Palaran. (tim redaksi Diksi)