DIKSI.CO, SAMARINDA- Warga Kota Tepian semakin dibuat resah karena kota tetangga, yakni Balikpapan, berstatus darurat Covid-19, ditambah lagi belum adanya regulasi jelas tentang pelabuhan yang akan mengurangi, bahkan menutup akses pelayanan mereka bagi kedatangan warga luar daerah.
Keresahan tersebut rupanya berbanding lurus dengan adanya temuan terbaru dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Samarinda, yang mana mereka menduga ada tiga di antara 284 penumpang KM Queen Soya asal Parepare, Sulawesi Selatan, Minggu (5/4/2020) siang, sekira pukul 11.00 Wita di Pelabuhan Samarinda Jalan Yos Sudarso, berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan M Karyadi, menjelang sore tadi, dia mengatakan ada tiga warga asal Kutai Kartanegara yang mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celsius.
"Setelah kami melakukan screening dan pemeriksaan suhu tubuh, kami dapati tiga yang mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat," ucapnya.
Sesuai dengan aturan pedoman penanganan awal Covid-19, kata Karyadi, dengan tingginya suhu tubuh ke tiga penumpang tersebut maka dikategorikan sebagai ODP.
"Sejauh ini gejalanya cuman demam itu saja. Kalau misalnya ada sesak napas, maka tentu kami kategorikannya sebagai PDP (pasien dalam pemantauan)," imbuhnya.
Dengan temuan tersebut, ke tiga penumpang itu langsung dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh tim medis yang telah siaga di lokasi tersebut.
Setelah melakukan langkah awal, selanjutnya temuan jajaran KKP Samarinda ini langsung dilimpahkan ke Dinas Kesehatan Kaltim untuk melakukan tindak lanjutnya.
Semisal, tracing riwayat perjalanan, kontak dengan siapa saja, hingga lokasi yang dituju dan dilakukannya pengawasan lebih lanjut dari ketiga penumpang tersebut.
"Kami sudah memberikan notifikasinya dan selanjutnya kami serahkan ke Dinkes Kaltim," terangnya.
Dari 284 penumpang yang datang, untuk melakukan pemeriksaan sesuai standar operasional yang berlaku, Karyadi mengaku ada sedikit kelawahan karena dari keseluruhan penumpang tersebut sangat sulit untuk dilakukan pengarahan dengan tertib.
Dari 284 penumpang tersebut, dikatakannya, hanya ada 206 yang tercatat mengisi health alert card (HAC) atau kartu kewaspadaan kesehatan. Sedangkan sisanya, menghilang sebelun sempat diberikan kartu kewaspadaan oleh petugas.
"Kami tidak bisa menjangkau semua, karena ada penumpang yang baru turun langsung naik ke kapal kecil lainnya untuk melakukan perjalanan lanjutan," katanya.
"Ya sisanya tinggal kesadaran masyarakat saja, mau memeriksakan dirinya," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)