DIKSI.CO, SAMARINDA - Hampir sepekan taman Tepian Mahakam di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Karang Asam Ilir, Kecamatan Sungai Kunjang ramai didatangi warga Kota Tepian.
Warga memanfaatkan fasilitas publik yang secara tanggungjawab ada di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda untuk berolahraga dan bersua foto.
Dikonfirmasi Diksi.co, Kepala Dinas DLH Kota Samarinda Nurrahmani membenarkan bahwa taman kota yang menghabiskan anggaran pembangunan Rp 14,66 miliar telah dibuka sejak keluarnya hasil review Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) perwakilan Kalimantan Timur (Kaltim).
Namun, wanita yang akrab disapa Yama itu mengatakan, pembukaan taman tidak secara khusus dilakukan.
"Itu tidak ada bahasa dibuka untuk umum, karena bukan taman berbayar, kalau berbayar ada waktu buka dan tutup, tapi itu karena memang taman terbuka mau tidak mau siapa pun bisa berkunjung kesana," ujar Yama, Sabtu (11/9/2021).
Mengenai kondisi taman, Yama menjelaskan, bahwa pihaknya masih memiliki beberapa pekerjaan perbaikan untuk menyempurnakan fasilitas milik warga Kota Tepian tersebut.
"Sebenarnya itu untuk diperbaiki dulu dan ditambah tanamannya tapi sepertinya masyarakat mendesak mengapa ditutup terus, lalu kita buka sambil pelan-pelan kita akan tambah fasilitasnya, namun tentunya itu harus dibicarakan lebih lanjut lagi kepada semua pihak yang ikut berperan seperti Satpol PP dan Dishub Samarinda terutama terkait parkir," ujarnya.
DLH Kota Samarinda saat ini juga telah melakukan koordinasi kepada OPD terkait untuk membicarakan beberapa hal teknis. Rencana pembahasan ini pun telah disampaikan Yama secara lisan kepada asisten II Pemkot Samarinda.
"Sudah izin dengan asisten II untuk dijadwalkan tapi masih menunggu waktu," imbuhnya.
Disinggung mengenai pengamanan lokasi, Yama mengatakan, pihaknya sejak 3 bulan yang lalu telah membentuk tim pengamanan. Tim tersebut bertugas secara bergantian untuk mengawasi lokasi sekitar taman.
DLH mengantisipasi adanya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Sebab lokasi taman di sisi sungai memiliki potensi bahaya yang patut diantisipasi.
"Sebenarnya kita sudah turunkan petugas setiap hari 6 orang gantian pagi, siang, malam untuk mengawasi. Soalnya sisi sungai ini tingginya hampir sama dengan daratan. Makanya kita masih harus berkoordinasi tentang ini. Apakah harus dipasang pembatas atau bagaimana nanti," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)