Jumat, 22 November 2024

Spot-spot Wisata Samarinda Didiskusikan di Komisi X DPR RI, Dinilai Strategis untuk Sambut Ikn

Koresponden:
Alamin
Sabtu, 1 April 2023 16:43

Rusmadi, Wakil Wali Kota Samarinda/ Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso hadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang Undang (RUU) Kepariwisataan Komisi X DPR RI dengan sejumlah pejabat pemerintah kabupaten/kota di gedung Nusantara I DPR RI,Senayan, Jakarta, Rabu (29/3/2023).

Dalam kesempatan itu, wisata susur sungai di Samarinda yang dikenal sebagai Mahakam River Cruise turut didiskusikan.

Diketahui, RDP itu membahas pengelolaan wisata daerah aliran sungai, wisata bahari, wisata budaya dan wisata alam dengan 8 pemerintah daerah yang berasal dari  Pemkot Samarinda, Pemkot Palembang, Pemkot Manado, Pemkab Kepulauan Mentawai, Pemkab Batusangkar, Pemkab Mojokerto, Pemkab Sragen dan Pemkab Maros.

“Kami apresiasi, kepada komisi X yang sudah mengundang Pemerintah Kota Samarinda untuk Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X terkait dengan rancangan perubahan UU Kepariwisataan. Dan bersyukur wisata di Samarinda mengalami kemajuan yang sangat pesat,” ujar Rusmadi.

Menurut Rusmadi, sejalan dengan subtansi RUU Kepariwisataan untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sumberdaya alam, sejarah dan budaya, Pemkot Samarinda menempatkan susur sungai Mahakam (Mahakam River Cruise) sebagai destinasi wisata unggulan. 

“Mengapa susur Sungai Mahakam, karena DAS sungai Mahakam yang merupakan sungai terpanjang ke 2 di tanah air, mengingatkan kita pada abad IV silam akan kehadiran kerajaan Hindu tertua di Indonesia yaitu kerajaan Kutai Martapura yang meninggalkan situs prasasti yupa di hulu Sungai Mahakam, yaitu di Muara Kaman dengan rajanya yang tersohor raja Mulawarman. Dan kerajaan Kutai Kartanegara abad 13 berpusat di Tenggarong, dan awal pendiriannya di Kutai Lama hilir dekat muara Sungai Mahakam dengan raja pertama Aji Batara Agung Dewa Sakti. Sekitar tahun 1575, raja mahkota memeluk agama Islam dengan kehadiran mubaliq tuan Tunggang Parangan,” ucap Rusmadi

Kemudian, lanjutnya di tahun 1732 sempat dipindahkan ke pemarangan Jembayan, Loa Kulu selama 50 tahun dan pada tahun 1782 oleh Sultan Muslihuddin alias Aji Imbut dipindahkan ke Tepian Pandan yang kemudian oleh Sultan diberi nama Tenggarong. 

“Susur sungai Mahakam didesain tidak sekedar di pusat kota, tetapi juga menuju Tenggarong dengan mengunjungi museum Mulawarman, kerajaan Kutai Kartanegara, Kutai Lama 5 jam sebagai wisata sejarah dan religisitus awal kerajaan Kutai Kartanegara, makam Raja Mahkota, Raja Aji Dilanggar dan makam mubaliq Tuan Tunggang Parangan, dan ke Muara Kaman terdapat situs sejarah kerajaan Hindu tertua dengan Prasasti Yupa,” terang Rusmadi.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews