DIKSI.CO, SAMARINDA – Selain manusia, keberadaan orangutan pun turut terancam dengan adanya penyebaran Corona Virus Disaese 2019 (Covid-19). Pasalnya, DNA orangutan memiliki kesamaan dengan manusia sebesar 97 persen.
Berhubung hal itu, CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Jamartin Sihite menyebutkan, saat ini pihaknya harus menutup pusat rehabilitasi orangutannya sementara waktu bagi masyarakat umum.
“Sementara kami bekerja keras di bawah SOP baru, para orangutan di pusat rehabilitasi tetap menjalani hari-harinya seperti biasa, mengikuti tahapan rehabilitasi di Sekolah Hutan,” katanya saat berbicara di media komunikasi via virtual Zoom, Jumat (3/4/2020) malam.
Terkait jumlah, di masing-masing pusat rehabilitasi ada sebanyak 130 orangutan di Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) dan lebih dari 300 orangutan di Nyaru Menteng. Kemudian semua tempat dirawat oleh para karyawannya.
“Untuk total karyawan, lebih dari 400 orang,” katanya.
Jamartin memastikan pihaknya turut fokus dan tak luput terhadap kesehatan tim medis, babysitter dan teknisi karyawan yang bertugas. Kemudian, masing-masing karyawan diwajibkan untuk diperiksa terlebih dahulu suhu tubuhnya sebanyak dua kali sehari dan akan diberikan cuti saat merasa demam atau tidak sehat.
“Semua karyawan diwajibkan mencuci tangan sesering mungkin, dan menggunakan masker serta sarung tangan. Sekali pakai dibakar setelah hari kerja usai,” lanjutnya.