DIKSI.CO, SAMARINDA - Secara perlahan, Kemendikbud Ristek RI mulai menerapkan kurikulum baru yakni kurikulum merdeka di seluruh tingkat pendidikan.
Mulai dari PAUD, lalu TK, hinggga SMA didorong melakukan penerapan kurikulum merdeka.
Samarinda turut secara perlahan menerapkan kurikulum baru itu.
Asli Nuryadin, Kepala Dinas Pendidikan Samarinda memaparkan, saat ini sudah ada 50 sekolah di Kota Tepian, menerapkan kurikulum merdeka.
"Samarinda terbanyak di Kaltim, ada 50 sekolah, yang wajib sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka, yang lain menyesuaikan," kata Asli, Senin (22/8/2022).
Nantinya, Disdik Samarinda berupaya menambah jumlah sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka, mulai dari PAUD, SD, dan SMP.
"PAUD, SD, dan SMP, kami dorong lagi lebih banyak yang menerapkan lagi di banyak sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka," paparnya.
"Prinsipnya bagaimana menciptakan belajar di sekolah menjadi menyenangkan. Anak didik dibebaskan memilih pelajaran yang disukai, pada akhirnya meningkatkan kreativitas sesuai dengan peminatannya," lanjutnya.
Mensukseskan penerapan kurikulum merdeka di Samarinda, Komisi X DPR RI, gelar workshop pendidikan untuk para pendidik bisa menerapkan kurikulum merdeka di sekolah.
Menurut Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, pelatihan imi digelar agar proses pendidikan ke depannya turut mengikuti perkembangan zaman.
"Perlu ada transformasi kurikulum ke kurikulum merdeka. Kurikulum ini memang masih dalam tahap penyempurnaan, mungkin ada kebebasan sekolah untuk menerapkan kurikulum apa," paparnya.
Dirinya mendorong dinas pendidikan agar bisa memfasilitasi sekolah yang hendak menerapkan kurikulum merdeka.
"Termasuk untuk tingkat PAUD dan SLB, untuk menerapkan kurikulum merdeka tersebut. Tenaga pendidik menjadi fasilitator dalam dunia pendidikan. Karena guru jadi kunci penerapan kurikulum baru ini," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Aswin Wihdiyanto, Plt Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Mendikbud Ristek RI.
Menurut Aswin, bagi jenjang PAUD yang nantinya menerapkan kurikulum merdeka, maka peningkatan kualitas guru menjadi pondasi penting.
"Proses pembelajaran harus disesuaikan potensi dan kemampuan peserta didik," ungkapnya.
Termasuk juga jika kurikulum merdeka diterapkan di Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Belum lagi soal pendidikan untuk anak disabilitas harus disesuaikan dengan potensi, kebutuhan, dan kondisi peserta didik," tegasnya.
"Ini salah satu pondasi dasar kurikulum merdeka. Untuk itu perlu pengajar yang kreatif dan inovatif. Pelatihan ini untuk proses penguatan tenaga pengajarnya," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)