Senin, 25 November 2024

RSUD AWS Tolak Pemulasaraan Jenazah Pasien Isoman, Anggota Dewan: Gak Boleh Itu! Kalau Tak Sanggup, Kerjasamakan Saja

Koresponden:
Er Riyadi
Selasa, 20 Juli 2021 8:46

Spanduk yang dipasang manjemen RSUD AWS Samarinda, terkait tidak menerima pemulasaraan jenazah isolasi mandiri di ruang jenazah rumah sakit

DIKSI.CO, SAMARINDA - Beredar sebuah foto di media sosial, yang memperlihatkan manajemen RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda memasang spanduk menolak pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 dari luar rumah sakit.

Spanduk pemberitahuan itu terpadang tepat di depan ruang jenazah di RSUD AWS Samarinda.

"Mohon maaf sementara kamar jenazah tidak menerima pulasaran dari luar RSUD AWS," isi tulisan spanduk dalam foto tersebut.

dr David Hariadi Masjhoer, Direktur RSUD AWS Samarinda menyebut pihaknya telah banyak menerima pasien isolasi mandiri meninggal di rumah.

Hal itu dianggap menambah beban petugas di RSUD AWS.

"Saat ini banyak yang meninggal isoman di rumah dikirim ke RSUD AWS. Ini menambah beban petugas kami," kata dr David, dihubungi Selasa (20/7/2021).

Direktur RSUD AWS Samarinda mengungkap pihaknya pernah melakukan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 hingga 17 jenazah dalam sehari.

Akibatnya petugas pemulasaraan di RSUD AWS menyerah lantaran kelelahan.

"Yang terbanyak 17 jenazah pernah dilakukan sehari. Setelah itu petugas menyerah kelelahan, jadi ditunda besoknya," jelasnya.

Sebenarnya rumah sakit pelat merah tersebut tidak memang target berapa jumlah maksimal jenazah yang bisa dipulasara. Hanya saja pihak RS terkendala keterbatasan petugas.

"Tidak ada target jumlah. Jumlah petugas saya kurang hafal, sekitar 11 orang," sambungnya.

Tidak ingin dianggap menelantarkan jenazah pasien Covid-19, pihaknya telah menyiapkan pendampingan pelatihan pemulasaraan kepada relawan di tiap kecamatan.

"Kami sudah melakukan pendampingan pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 di kecamatan-kecamatan, yang diadakan Pemkot Samarinda," paparnya.

Namun, pihak RSUD AWS tidak menyiapkan tim khusus untuk melakukan pemulasaraan jenazah isoman. Hal itu akan menjadi kewenangan dari Pemkot Samarinda.

"Untuk yang meninggal isoman di rumah itu wewenang pemkot. Kami tidak menyiapkan tim khusus," tegasnya. 

Bila AWS Tidak Sanggup, Kerjasamakan Saja

Sementara itu, Muhammad Samsun, Wakil Ketua DPRD Kaltim, menyayangkan kebijakan RSUD AWS Samarinda, tidak menerima pemulasaraan dari jenazah pasien isolasi mandiri.

"Gak boleh mereka itu. Memang berapa banyak sih pasien yang meninggal di AWS setiap harinya. Mau bagaimana lagi kalau itu memang tugasnya rumah sakit mestinya dijalankan," ungkap Samsun.

Menurutnya jika pihak rumah sakit tidak sanggup mengemban tugas pemulasaraan bisa dikerjasamakan dengan lembaga maupun LSM yang bisa bergerak ke pemulasaraan jenazah.

Itu pun perlu dilakukan edukasi mendalam. Pasalnya kalau bukan nakes siapa lagi yang paham protokol kesehatan

"Ada banyak, seperti PMI ada lembaga-lembaga sosial, rukun kematian," jelasnya. 

Hanya saja menurut Samsun, tempat pemulasaraan mesti tersentral. Pilihan terbaik saat ini adalah di rumah sakit.

"Memang tempatnya harus tersentral. Kalau memang harus di rumah sakit ya di rumah sakit untuk pemulasaraannya," tegasnya.

Jangan sampai dengan masih minimnya edukasi ke masyarakat terkait protokol pemuladaraan jenazah Covid-19, warga mengurus jenazah sendiri. Menurut politisi PDIP Kaltim ini hal tersebut justru berbahaya bagi masyarakat.

"Jangan sampai jenazah dibiarkan begitu saja, kemudian dirawat tidak sesuai prokes ini justru berbahaya," imbuhnya.

"Kita punya kok cadangan orang-orang baik, yang mau bekerja sosial untuk hal itu," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews