DIKSI.CO, SAMARINDA - Banyaknya persoalan yang terjadi di nusantara tak pernah henti mendapat perlawanan dari mereka para pejuang keadilan. Mulai dari persoalan lingkungan, pelanggaran HAM hingga kasus rasuah yang terus dilakukan para petinggi membuat para simpatisan Aksi Kamisan Kaltim kembali merilis karya tulis kedua mereka berjudul Melawan Dari Mahakam.
Pada Jumat (28/5/2021) malam tadi, perilisan buku kedua ini dilakukan di Kedai Pram, Jalan KS Tubun Dalam, Kelurahan Dadi Mulya, Kecamatan Samarinda Kota. Pada perilisan kedua ini, sang penulis turut dihadirkan secara langsung, yakni Lola Devung dan Herdiansyah Hamzah yang mana keduanya merupakan Akademisi Unmul Samarinda.
Diketahui, dalam buku tersebut merupakan rangkuman orasi-orasi para simpatisan Aksi Kamisan yang dirangkum sejak 2017 hingga 2021 saat ini.
"Ini buku kedua berisi kumpulan orasi. Kami cetak seratus eksemplar. Di masyarakat itu ada berkembang pikiran yang suka teriak teriak itu engga bisa menulis. Bisanya cuman demo demo demo aja. Ini kami membuktikan kalau aksi kamisan itu engga cuman teriak teriak," tutur Lola saat dijumpai malam tadi.
Lanjut Lola menjelaskan, pada rilisan buku pertama berisi narasi puisi para simpatisan Aksi Kamisan Kaltim. Dan yang kedua saat ini merupakan lanjutan sebagai bentuk nyata perlawanan terhadap isu yang menjadi senter perbincangan yang kerap terabaikan.
"Di dalam buku ini membahas banyak hal. Ini tujuannya ke masyarakat. Kami harap publik tidak boleh lupa ada banyak pelanggaran HAM dimasa lalu. Ada banyak persoalan lingkungan di Kaltim. Anak-anak mati di lubang tambang. Persoalan lingkungan. Kami coba mengingatkan pemerintah dan coba merefresh masyarakat. Agar kita semua tidak boleh lupa," tegas Herdiansyah Hamzah yang karib disapa Castro.
Lanjut Castro, dalam salah satu persoalan yakni pelanggaran HAM di massa lalu merupakan nawacita Joko Widodo saat hendak menjabat sebagai orang nomor satu di nusantara.
"Nawacita Jokowi itu maju sebagai presiden itu adalah menyelesaikan kasus ham masa lalu. Dan ini harus selalu diingat," tambahnya.
Tak hanya itu, persoalan senter di dalam tubuh lembaga anti rasuah KPK juga menjadi satu fokus lainnya.
"Di antara banyak isu salah satunya korupsi. Banyak ribut ribut di KPK. Dulu itu KPK punya tagline berani jujur itu hebat. Tapi karena banyak hal tidak sesuai sekarang yang terjadi. Dari luar diamputasi dari dalam digerogoti makanya diganti taglinenya jadi berani jujur pecat," tekannya.
Selain menjadi bukti eksistensi, Aksi Kamisan Kaltim pasal juga akan terus berlangsung sebagai wadah perjuangan agar para generasi muda mampu menyuarakan hak-hak yang tak boleh terabaikan. Semisal, permasalahan lingkungan hidup, pelanggaran HAM dan korupsi.
"Aksi Kamisan itu taglinenya merawat ingatan menolak lupa. Dan keinginan kita kasus masa lalu yang tidak selesai itu harus dirawat secara ingatan. Karena kalau pemerintah tidak menyelesaikan itu maka ini akan menjadi beban sejarah. Engga bakal ada habisnya," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)