DIKSI.CO, SAMARINDA – Potensi bencana kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menghantui Kalimantan Timur (Kaltim) sejak memasuki Agustus 2023 kini menjadi perhatian serius oleh sejumlah pihak.
Selain pemerintah daerah bersama aparat TNI-Polri, antisipasi bencana alam karhutla juga menjadi perhatian khusus bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim.
Untuk antisipasinya, saat ini BPBD telah melakukan pemetaan khususnya untuk titik panas alias hot spot yang semakin banyak diberbagai daerah Kaltim saat memasuki Agustus saat ini.
Koordinator Pusdalops PB BPBD Kaltim, Cahyo Kristanto menerangkan untuk menangani kondisi hot spot di Kaltim, pihaknya terlebih dahulu melakukan imbauan serta sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas baik di pekarangan atau hutan yang berakibat terjadinya kebakaran hutan.
"BPBD kabupaten kota dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) juga menyarankan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran, salah satunya yang sering terjadi adalah pembakaran membuka lahan," ucap Cahyo, Sabtu (5/8/2023).
Selain aktivitas manusia, Cahyo menuturkan, ada juga penyebab terjadinya kebakaran lahan yang disebabkan oleh kejadian alam itu sendiri.
"Jadi dari faktor alam itu juga ada, seperti pergeseran tanah dan gesekan batu bara itu juga mengakibatkan kebakaran, yang biasa disebut kebakaran bawah," katanya.
Menurutnya, kebakaran bawah ini baru bisa diidentifikasi setelah munculnya asap di dalam tanah. Hal ini bisa saja terjadi karena kurangnya kandungan air di dalam tanah tersebut.
"Kebakaran bawah itu bisa berdampak besar jika terjadi di sekitar pemukiman dan yang dibakar adalah lahan gambut, ketika padam sendiri itu mengakibatkan longsor, dan rumah yang berada di atasnya bisa saja amblas," jelasnya.
Lalu, dirinya mengungkapkan dalam persiapan menangani kebakaran lahan di Kaltim pihaknya telah menyiapkan personel baik dari lingkup BPBD Kaltim maupun BPBD kabupaten kota.
"Jadi ketika terjadinya kebakaran yang bisa mengakibatkan meluas, kita juga sudah siapkan beberapa unit alat pemadam serta alat penampungan air, ditambah beberapa unit peralatan dari Dinas Kehutanan," paparnya.
Lebih lanjut, dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di ada helikopter atau pesawat jenis bomber yang stand by di Bandara APT Pranoto Samarinda.
"Apabila terjadi kebakaran, pesawat tersebut secara otomatis melakukan aktivitas pemadaman, kadang-kadang mereka juga membantu pemadaman diluar wilayah Kaltim, seperti kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan," terangnya.
Dari data yang dihimpun, BPBD memetakan di Kaltim sedikitnya terdapat 126 hot spot. Angka itu didapat dari pantauan radar per tanggal 1 Agustus 2023.
“Dengan kategori rendah 1, sedang 123, dan tinggi 2,” pungkasnya. (tim redaksi)