DIKSI.CO, SAMARINDA - Sejak 14 Juni 2020, Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), tak lagi gratis dilalui warga.
Kementerian Perhubungan RI telah membuat kebijakan tarif di tol pertama di Kalimantan itu.
Warga pun diberi kebebasan memilih jalur yang digunakan untuk melakukan perjalanan dari Samarinda ke Balikpapan, maupun sebaliknya, apakah menggunakan akses tol, maupun jalan negara (Jalan Soekarno-Hatta) yang terlebih dahulu ada.
Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim mengakui, fokus ke pembangunan Tol Balsam, beberapa program untuk Jalan Soekarno-Hatta terpaksa ditunda, baik itu pelebaran jalan maupun perawatan jalan.
Menghindari kerusakan akibat beban jalan berlebih, Hadi mengimbau agar kendaraan berat yang biasanya melintas di Jalan Soekarno-Hatta, diharap mengambil akses jalan tol.
Kendaraan berat yang dimaksud adalah kendaraan dengan berat di atas 8 ton.
"Diimbau kendaraan berat lewat jalan tol, agar tidak merusak jalan yang lama (Jalan Soekarno-Hatta)," kata Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim.
Tidak hanya imbauan, Pemprov Kaltim saat ini tengah mempertimbangkan kebijakan pengaturan kendaraan yang melewati Tol Balsam.
"Nanti akan diatur dan diterapkan, jadi kendaraan berat misalnya pengangkut batu bara atau pengangkut kelapa sawit, harus menggunakan jalan tol," jelas Hadi.
"Tol Balsam telah didesain tahan dilewati oleh kendaraan berat. Jalan tol dibuat sedemikian rupa untuk spesifikasi seluruh kendaraan," sambungnya.
Aturan yang akan dibuat terkait pengaturan kendaraan di Tol Balsam ini, Hadi menegaskan akan tertuang dalam surat edaran atau bahkan peraturan gubernur, bila nantinya dianggap perlu.
"Akan kami siapkan nanti surat edaran atau bahkan pergub, kalau memang harus seperti itu. Kami nanti akan berkoordinasi dulu dengan Dinas Perhubungan Kaltim dan dinas terkait membahas hal ini," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)
