DIKSI.CO, SAMARINDA - Di bawah kepemimpinan Wali Kota Samarinda Andi Harun dan Wakil Wali Kota (Wawali) Rusmadi, persoalan pendidikan di Kota Tepian jadi perhatian pihaknya.
Terutama dalam upaya memenuhi sejumlah sarana dan prasarana (sarpras) penunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di semua sekolah yang menjadi wilayah tanggung jawab Pemkot Samarinda.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin.
Dijelaskannya, salah satu bukti nyata yakni pembangunan fasilitas gedung sekolah agar bisa benar-benar layak menjadi wadah yang nyaman untuk KBM.
Bahkan dalam tahun ini saja, Pemkot sedang membangun tiga sekolah model bertaraf internasional.
Masing-masing SMPN 16 di Jalan Jakarta Sungai Kunjang, SMPN 50 di Jalan Lobang Tiga Sungai Kunjang, serta SMPN 5 di Jalan Ir H Juanda Samarinda Ulu.
Anggarannya pun sudah dialokasikan yakni Rp70 miliar untuk SMPN 16, Rp30 miliar untuk SMPN 50, serta Rp10 miliar untuk SMPN 5.
"Selama ini kita belum punya satu pun sekolah yang benar-benar representatif. Makanya kita bangun ini, bukan untuk gagah-gagahan, tetapi untuk kepentingan orang banyak, untuk masa depan anak bangsa kita," ujar Asli.
Ia juga meluruskan persepsi terkait sekolah model bertaraf internasional ini.
Jika dulunya sekolah model ini hanya milik orang yang mampu secara ekonomi, maka kini sekolah unggulan harus bisa diakses semua masyarakat dari berbagai segmen ekonomi.
"Khusus untuk SMPN 16 ini akan dibangun dengan konsep sekolah terpadu. Kemudian ditata dengan RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang bagus. Jadi hanya sekitar 60 persen lahan digunakan untuk membangun gedung. Sisanya ruang terbuka. Sehingga anak-anak bisa mendapatkan suasana belajar yang nyaman. Harus diakui, suasana belajar yang nyaman akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan," ucapnya.
Yang juga tidak kalah penting lanjut Asli, Andi Harun menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, termasuk toilet yang ada di sekolah.
"Diibaratkan toilet sekolah itu seperti di hotel berbintang. Kalaupun bukan bintang lima, minimal bintang dua atau bintang tiga. Kira-kira begitu," ungkapnya.
Di samping fasilitas belajar, jelas Asli, pihaknya juga memberikan bantuan peralatan sekolah berupa tas, buku, dan sarana penunjang lainnya.
Ini berkaitan dengan program penuntasan kemiskinan esktrem.
"Tahun ini ada sekitar 1.000 lebih anak yang akan mendapatkan bantuan peralatan sekolah. Jadi program penuntasan kemiskinan tidak hanya terpusat di Dinsos (Dinas Sosial). Kita ikut bersinergi. Bahkan selama ini juga sudah banyak yang menerima bantuan peralatan belajar dari Probebaya (Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Red) di setiap RT. Jadi jangan ada lagi anak yang putus sekolah hanya karena persoalan biaya. Silakan dikomunikasikan lewat kelurahan. Nanti kita akan bantu lewat sejumlah program yang ada. Yang terpenting punya kemauan untuk sekolah," pungkasnya. (*)
Pemkot Samarinda Bangun Sekolah Bertaraf Internasional, Masyarakat Kurang Mampu Bisa Daftar
Koresponden:
Alamin
Kamis, 23 Mei 2024 13:3
Kadisdik Samarinda Asli Nuryadin/Diksi.co
Berita terkait