DIKSI.CO, BONTANG- Jumlah kasus wabah corona virus disease (Covid-19) kian hari makin meningkat.
Hal itu berdampak besar kepada sektor perekonomian seluruh lapisan masyarakat, terlebih bagi mereka yang berpenghasilan harian. Salah satunya pekerja yang mendapat penghasilan dari jasa sopir travel.
Suwito misalnya, salah satu sopir travel di Bontang, mengungkapkan sejak masuknya wabah virus corona dirinya hampir tak lagi punya penghasilan alias menganggur.
"Gak kerja ini, hari-hari nongkrong di warung, rokok ngopi ya nebeng teman. Kalau ada job ya berangkat, kalau gak ada ya di rumah aja," katanya.
Bapak anak 6 itu harus rela menghidupi keseharian keluarganya dengan seadanya. Sepinya orang bepergian keluar kota menjadi kendala bagi dirinya dan kawan-kawan driver lain. Seingatnya, sejak pandemi ini melanda, 3 bulan terakhir ia hanya mendapat 3 kali penumpang.
"Kalau dulu rame biasanya sebulan 10 sampai 15 kali itu pulang pergi. Penghasilan bisa Rp 6-7 juta sebulan, kalau sekarang boro-boro gajian, orang berangkat tapi gak bisa pulang, nanti 3 hari baru pulang karena gak punya penumpang," terangnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Travel Bontang (ATB) Suroto mengatakan, pendapatan para sopir travel terbesar berasal dari pengambilan penumpang di dua bandara yang ada di Kaltim, yakni APT Pranoto Samarinda dan Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Imbas penerbangan ditutup beberapa waktu lalu, membuat para sopir yang mengandalkan pemasukan dari situ pun merosot, bahkan sampai nihil. Demikian pula dengan warga yang bepergian ke luar kota juga hampir tidak ada yang menyewa jasa travel.
"Ya lumpuh, sopir nganggur semua. Berpengaruh sekali, kayaknya ini sudah gak ada yang narik. Karena bandara udah tutup semua," ujarnya.
Dari keterangan yang diperoleh dari Mbah Suro, sapaan akrabnya, sebanyak 160 sopir travel yang tergabung dalam ATB. Namun tidak semua dari mereka ber-KTP Bontang.
Ia berharap, bantuan yang diberikan pemerintah juga bisa dirasakan oleh seluruh sopir travel yang ada di Bontang.
"Kalau bisa dibantu dari pemkot ini untuk sopir, mereka kan ada beberapa yang KTP luar Bontang, kasian. Maksud saya, kalau mau membantu masyarakat, yang penting punya KTP dan domisili di Bontang juga bisa dapat bantuan," harapnya.
Saat ini, Mbah Suro menyebutkan jasa angkutan travel mengalami penurunan penghasilan 80 persen. Para sopir yang masih mengangkut penumpang bisa dihitung jari.
"Driver itu masih ada 1 kali narik kadang, itu pun kenalan kalau ada yang mau pergi. Kalau saya sendiri gak ada sama sekali. Ya kami ini waswas juga selama Covid-19," imbuhnya. (tim redaksi Diksi)