DIKSI.CO, SAMARINDA - Kabar duka menyelimuti keluarga Mustofa, anak berusia 13 tahun yang beberapa waktu lalu dikabarkan tengah berjuang melawan penyakit tumor tulang ganas.
Mustofa mengembuskan napas terakhir pada Jumat malam sekitar pukul 23.55 Wita. Kabar duka tersebut disampaikan langsung oleh pihak keluarga Mustofa di Jalan DR Sutomo, Gang 4, Blok B, RT 34, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu.
Sebelum meninggal, beberapa awak media di Samarinda sempat menjenguk Mustofa pada Jumat sore menjelang berbuka puasa (8/5/2020), sembari menanyakan kondisi kesehatannya saat itu. Ternyata itu adalah pertemuan terakhir melihat mustofa yang terbaring menahan sakit yang ia derita.
Samar-samar terdengar suara Mustofa di samping ayahnya "Saya mau sekolah, Pak," ucap Mustofa lirih.
Sontak suasana saat itu tak karuan menahan perasaan sedih lantaran mendengar permintaan sederhana dari Mustofa.
Ibu kandung Mustofa, Mariam, pun tak keberatan menceritakan kondisi Mustofa, ia mengatakan semenjak pulang dari rumah sakit beberapa minggu lalu, keadaan Mustofa semakin menurun terlebih ia sudah tidak bisa menelan makan.
"Sudah 10 hari cuman minum air, itupun anak saya susah menelan walapun cuman seteguk," ujar Mariam.
Ditanya apakah ada niat untuk kembali ke rumah sakit, Ibu Mustofa hanya bisa pasrah dan berdoa untuk kesembuhan anak lelakinya tersebut.
"Kasian kalau mustofa harus diamputasi kakinya tapi dokter juga tidak bisa menjamin kesembuhanya, jadi lebih baik ngumpul di rumah," tuturnya.
Namun kini Mustofa telah berpulang, kedua orangtua serta keluarganya pun menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan yang mungkin pernah dilakukan almarhum.
"Mustofa sudah tenang dan tak merasakan sakit lagi, saya selaku orangtua meminta maaf jika selama hidup anak saya ada berbuat salah disengaja ataupun tak disengaja," imbuhnya.
Sabtu pagi jenazah almarhum Mustofa telah dimakamkan. Selaku orangtua, ibu dan ayah Mustofa hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sudah banyak membantu Mustofa dalam biaya pengobatan maupun kebutuhan keluarganya selama membiayai proses pengobatan Mustofa.
"Terima kasih banyak kepada dermawan yang sudah memberikan bantuan selama Mustofa masih hidup, semoga dibalas kebaikannya sama Allah," ucapnya.
Awal mula sakit Mustofa
Diceritakan Muhammad Romli, ayah Mustofa, kejadian bermula dari kegiatan ekstrakurikuler sekolahnya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Samarinda. Pada awal bulan Febuari lalu, Mustofa meminta izin kepada orangtuanya untuk mengikuti olahraga futsal sebagai salah satu syarat pengambilan nilai ujian praktik.
Usai berolahraga bersama teman-teman sebayanya, setibanya di rumah, Mustofa yang duduk di bangku kelas 1 itu mengeluh keram di bagian paha sebelah kanannya, orangtua Mustofa mengira hanya keram biasa, ayah Mustofa pun berinisiatif memijat kaki anak lelakinya itu.
Hari-hari pun berjalan normal seperti biasa. Meskipun dengan keadan kakinya yang keram, Mustofa tak pernah sekalipun meninggalkan sekolahnya, ia selalu hadir ke sekolah dengan kaki yang sedikit pincang. tak lama berselang, keadaan Mustofa mulai memburuk, sebab muncul benjolan di mata sebelah kirinya.
Melihat benjolan yang makin hari makin membesar ayah Mustofa yang bernama Muhammad Romli mengajak anaknya berobat di RSUD AW Sjahranie Samarinda. Namun, saat dilakukan pemeriksaan darah tak ditemukan adanya penyakit. hingga Mustofa dan ayahnya pulang kembali ke rumah.
Selama kurang lebih satu bulan Mustofa dan ayahnya berulang kali pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan mata dan paha anaknya yang kian hari makin membesar.
"Dari poli mata, poli ortopedo (tulang), namun hasilnya sama, tak ditemukan penyakit apapun, namun salah seorang dokter rumah sakit menyuruh saya untuk melakukan pemeriksaan di Lab Nuklir agar bisa mendiagnosa penyakit anak saya," tutur ayah Mustofa.
Ayahnya pun kembali membawa anak laki-lakinya itu untuk diperiksa di lab yang telah direkomendasikan oleh dokter sebelumnya. Hingga setelah hasil uji lab keluar, betapa terkejut Ayah dan Ibu Mustofa mengetahui bahwa anaknya menderita penyakit tumor tulang ganas. (tim redaksi Diksi)