"Kasian kalau mustofa harus diamputasi kakinya tapi dokter juga tidak bisa menjamin kesembuhanya, jadi lebih baik ngumpul di rumah," tuturnya.
Namun kini Mustofa telah berpulang, kedua orangtua serta keluarganya pun menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan yang mungkin pernah dilakukan almarhum.
"Mustofa sudah tenang dan tak merasakan sakit lagi, saya selaku orangtua meminta maaf jika selama hidup anak saya ada berbuat salah disengaja ataupun tak disengaja," imbuhnya.
Sabtu pagi jenazah almarhum Mustofa telah dimakamkan. Selaku orangtua, ibu dan ayah Mustofa hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sudah banyak membantu Mustofa dalam biaya pengobatan maupun kebutuhan keluarganya selama membiayai proses pengobatan Mustofa.
"Terima kasih banyak kepada dermawan yang sudah memberikan bantuan selama Mustofa masih hidup, semoga dibalas kebaikannya sama Allah," ucapnya.
Awal mula sakit Mustofa
Diceritakan Muhammad Romli, ayah Mustofa, kejadian bermula dari kegiatan ekstrakurikuler sekolahnya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Samarinda. Pada awal bulan Febuari lalu, Mustofa meminta izin kepada orangtuanya untuk mengikuti olahraga futsal sebagai salah satu syarat pengambilan nilai ujian praktik.
Usai berolahraga bersama teman-teman sebayanya, setibanya di rumah, Mustofa yang duduk di bangku kelas 1 itu mengeluh keram di bagian paha sebelah kanannya, orangtua Mustofa mengira hanya keram biasa, ayah Mustofa pun berinisiatif memijat kaki anak lelakinya itu.