Kota Samarinda terus bertransformasi menjadi kota yang lebih maju dan beradab, tak hanya melalui pembangunan infrastruktur, tetapi juga melalui peruba...
DIKSI.CO, SAMARINDA - Kota Samarinda terus bertransformasi menjadi kota yang lebih maju dan beradab, tak hanya melalui pembangunan infrastruktur, tetapi juga melalui perubahan mendalam dalam karakter warganya.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengungkapkan bahwa revolusi mental dan peradaban bersih yang ingin diwujudkan tidak bisa hanya bergantung pada penegakan hukum atau papan denda.
Menurut Andi Harun, perubahan sejati harus dimulai dari ruang kelas.
“Kita jangan terus-menerus mengandalkan hukum untuk menertibkan sampah budaya bersih adalah soal kesadaran, dan kesadaran itu lahir dari pendidikan,” ujar Andi Harun.
Ia mencontohkan negara seperti Jepang, yang dikenal bersih bukan karena denda tinggi seperti di Singapura, tapi karena warganya telah dibiasakan hidup tertib sejak pendidikan usia dini.
“Coba bayangkan jika seluruh sekolah di Kalimantan Timur menanamkan literasi kebersihan dari sekarang lima sampai sepuluh tahun ke depan kita tak perlu lagi sibuk pasang spanduk larangan buang sampah,” katanya.
Lebih jauh, Andi Harun menyebutkan pentingnya membangun sumber daya manusia (SDM) melalui sekolah bertaraf internasional di Samarinda meski diwarnai kritik soal anggaran pihaknya yakin investasi di bidang pendidikan akan membuahkan hasil jangka panjang.
“Membangun jalan hasilnya bisa langsung dilihat tapi membangun manusia butuh waktu. Kritik itu biasa, tapi biarlah waktu yang menjawab,” ucapnya.
Tak hanya literasi, ia juga menekankan produktivitas dan kemandirian harus ditanamkan sejak dini di beberapa TK internasional, siswa sudah dilatih untuk makan bersama tanpa diantar makanan, serta bertanggung jawab merapikan kelas sendiri.
Di sisi lain, Andi juga menyinggung soal pembangunan tata kota teras Samarinda, yang akan disambung hingga Teluk Lerong dan Mahakam, menjadi wajah kota yang terus dipercantik tak semua pihak bisa puas, tapi hal itu tak menyurutkan langkahnya.
“Tidak semua orang akan suka dan itu wajar. Tapi selama niat kita baik, kota ini akan terus kita bangun bersama,” pungkasnya.
(*)