Jumat, 22 November 2024

Lima Sapi Terindikasi PMK Dinyatakan Negatif, Kepala DPKH Tegaskan Kaltim Masih Zona Hijau Penyakit Mulut dan Kuku

Koresponden:
Er Riyadi
Senin, 4 Juli 2022 11:7

Munawar, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim

DIKSI.CO, SAMARINDA - Saat ini sedikitnya lima ekor sapi di Kaltim, terindikasi terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim, segera bergerak untuk melakukan PCR terhadap hewan ternak yang tersebar di Berau dan Kutim itu.

Hasil pemeriksaan laboratorium di Banjar Baru, satu ekor sapi di Berau negatif wabah PMK.

"Hasil yang ada di Berau kemarin, hasil terakhir dengan gejala klinis yang kita temukan negatif. Hasil dikeluarkan resmi oleh laboratorium di Banjar Baru," kata Munawar, Kepala DPKH Kaltim, Senin (4/7/2022).

Hasil negatif juga diterbitkan untuk empat ekor hewan ternak di Kutai Timur.

Munawar mengungkap, pada pemeriksaan PCR pertama, empat sapi di Kutim, sempat dinyatakan positif penyakit mulut dan kuku.

Memiliki gejala mirip PMK, PCR kedua dilakukan. Hasilnya, empat ekor sapi tersebut dinyatakan negatif PMK.

"Hasil di daerah Kutim, ada indikasi empat ekor gejala menjurus ke PMK hasil PCR pertama. Sementara hasil PCR kedua dikaji ulang, hasilnya negatif," paparnya.

"Alhamdullilah, Kaltim masih hijau dari kasus PMK hewan ternak," lanjutnya.

Merebaknya kasus PMK di Indonesia, diakui Munawar tidak berdampak pada pembelian sapi potong.

Terlebih saat ini umat muslim bersiap melaksanakan lebaran Iduladha.

Hanya saja wabah PMK ini akan berdampak pada kenaikan harga sapi potong.

"Harga tentunya kenapa ada kenaikan, tapi masih tahap wajar. Karena di daerah pengiriman non wabah ada tiga provinsi mendapatkan beban biaya, seperti biaya karantina 14 hari di daerah asal dan 14 hari di daerah tujuan," pungkasnya. (ADV/Kominfo Kaltim)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews