DIKSI.CO, SAMARINDA - Akibat gelombang penolakan, aktivitas tambatan kapal penumpang luar daerah di Pelabuhan Samarinda, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Samarinda, telah diberlakukan. Kamis (9/4/2020) menjelang petang tadi terpantau Kapal Motor (KM) Prince Soya bertambat sebagai yang terakhir dengan muatan sembako.
Tak seperti biasanya, kapal jenis roro itu terpantau hanya para buruh yang hilir mudik melakukan bongkar muatan bahan pangan. Tak ada penumpang satu pun. Kendati kondisi ini seperti yang diinginkan masyarakat Kota Tepian, namun bukan berarti tak ada konsekuen di dalamnya.
Krisis bahan pangan bisa menjadi mimpi buruk jika pemerintah tak sigap bertindak lantaran kapal muatan tersebut menjadi yang terakhir bertambat di Pelabuhan Samarinda.
Coba melakukan konfirmasi, pemilik KM Prince Soya Saraping Beddu menjelaskan, selepas penurunan muatan sembako pada hari ini, pihaknya akan menghentikan operasional sementara waktu dan memarkirkan kapal di galangan miliknya.
"Habis ini saya bawa kapal ke galangan untuk diistirahatkan dulu. Belum tahu juga sampai kapan, ya kami menunggu saja," ucapnya saat dijumpai di sela-sela aktivitas pelabuhan.
Lebih jauh, diungkapkannya, armada kapal itu sebetulnya masih ingin tetap beroperasi meski keuntungan yang didapat tak seberapa dan bahkan bisa disebut merugi. Namun, kenyataan berkata lain hingga membuat Sarapping tak memiliki banyak pilihan.