DIKSI.CO, SAMARINDA - Salah satu pondok pesantren di Magetan, menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Kaltim.
Berdasarkan hasil tracing petugas dinas kesehatan kabupaten/kota, ada 74 pelaku perjalanan dari Magetan yang berhasil ditracing. Jumlah itu tersebar di 4 wilayah, seperti: Kukar (3 orang), Paser (1 orang), Balikpapan (24 orang), dan Samarinda (46 orang).
Andi Muhammad Ishak, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, menyampaikan berdasarkan kasus penularan Covid-19, dari 74 hasil tracing Klaster Magetan, 8 orang dinyatakan pasien dalam pengawasan (PDP). Setelah dilakukan uji swab, 3 pasien dinyatakan konfirmasi positif, 1 pasien negatif, dan 4 masih proses perawatan.
Berikut perkembangan Klaster Magetan, hingga Selasa (5/5/2020):
(Sumber: Dinkes Kaltim)
Pertanyaannya kemudian, apakah pelaku perjalanan dari Magetan, hanya ada di 4 kabupaten/kota, Samarinda, Balikpapan, Kukar, dan Paser.
Sementara 6 daerah lainnya nol pelaku perjalanan. Di antaranya PPU, Mahakam Ulu, Bontang, Kutim, Berau, dan Kubar.
Andi Ishak menjelaskan tidak ada laporan dari dinkes kabupaten/kota tersebut, kemungkinan tidak ada pelaku perjalana yang kembali dari Magetan ke daerah-daerah itu.
"Tidak ada laporan, kemungkinan memang tidak ada santri (pelaku perjalanan) dari sana," kata Andi, dikonfirmasi Rabu (6/5/2020).
Memastikan hal tersebut, Dinkes Kaltim turut melakukan tracing pelaku perjalanan Magetan. Beberapa upaya dilakukan hingga meminta keterangan dari pengelola pondok pesantren di Magetan.
"Kami tracing berdasarkan laporan dari pengelola pondok dan dari manifes penerbangannya," jelas Andi. (*)
Dinkes Samarinda Hentikan Tracing
Kota Tepian menjadi daerah dengan jumlah pelaku perjalanan paling banyak untuk Klaster Magetan. Tercatat ada 46 pelaku perjalanan asal Samarinda.
Dari jumlah itu, 3 dinyatakan PDP oleh Dinkes Samarinda. "Tiga PDP, saat ini dirawat di RS Karantina Samarinda," kata Ismed Kusasih, Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda.
Diketahui tiga orang yang ditetapkan PDP tersebut, sebelumnya mengikuti rapid test dengan hasil reaktif.
Ismed menegaskan, 46 orang santri yang telah ditracing diyakini adalah jumlah keseluruhan pelaku perjalanan yang ada di Kota Tepian. Untuk itu, Dinkes Samarinda menyatakan menghentikan tracing untuk klaster ini.
"Tidak lagi. Sekarang yang harus kami waspadai dan fokuskan adalah yang riwayat kedatangan dari daerah tetangga kita, karena sudah terjadi transmisi lokal di daerah-daerah tetangga," tutup Ismed. (tim redaksi Diksi)
Kolaborasi Diksi.co Group X Aku Mantap