Dalam upaya mendorong kemandirian ekonomi desa, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) akan segera meluncurkan 80 Koperasi Desa...
DIKSI.CO - Dalam upaya mendorong kemandirian ekonomi desa, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) akan segera meluncurkan 80 Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) percontohan di seluruh provinsi di Indonesia.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan koperasi desa di seluruh tanah air.
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menjelaskan bahwa saat ini proses pembentukan 80 ribu Kopdes Merah Putih sudah berjalan melalui musyawarah desa khusus (Musdesus). Dalam waktu dekat, 80 koperasi percontohan akan dibangun di setiap provinsi sebagai langkah awal untuk menggulirkan program ini secara lebih luas.
“Kami juga akan membangun pilot 80 kopdes di seluruh provinsi di Indonesia," kata Budi Arie.
Hal ini kata dia agar bisa menemukan role model pengoperasian kopdes yang tepat dan kontekstual sesuai dengan karakteristik daerah dan desa yg beragam. Karena contohnya ada desa berbasis pertanian dan juga desa agro maritim yang pendekatannya pasti berbeda.
KopDes Merah Putih merupakan salah satu program prioritas yang direncanakan akan diluncurkan pada 12 Juli 2025 bersamaan dengan Hari Koperasi Indonesia.
Program ini dinaungi dasar hukum Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 yang berisi Percepatan Pembentukan Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih. Inpres ini ditandatangani langsung oleh Presiden di Jakarta pada 27 Maret 2025.
Pemerintah menargetkan sebanyak 80 ribu koperasi bakal bergabung menjadi KopDes Merah Putih, termasuk 27 ribu desa yang sampai saat ini tercatat belum memiliki koperasi.
Budi mengatakan Kopdes Merah Putih tidak boleh terjebak dalam romantisme sosial masa lalu dan retorika semata, tapi harus menjadi solusi nyata menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan sesuai kondisi aktual.
"Kunci keberhasilan Kopdes Merah Putih itu pengelola harus memiliki kepemimpinan (leadership), kemampuan manajemen, dan disiplin keuangan serta kemampuan adaptasi perkembangan teknologi (digitalisasi) dan kreatif melakukan inovasi untuk menghadapi tantangan masa depan. Anak- anak muda di desa sangat tepat jika diberi kepercayaan untuk mengelola Kopdes," ujar Budi.
Ia juga menegaskan Kopdes Merah Putih harus menggunakan logika ekonomi atau bisnis tanpa kehilangan watak sosialnya, serta harus menguntungkan secara ekonomi karena akan memberikan manfaat nyata bagi anggotanya.
"Pembangunan 80 Kopdes percontohan atau piloting ini sangat berguna untuk memahami seluruh bisnis prosesnya agar bisa direplikasi ke kopdes-kopdes lain sesuai kondisi desanya," pungkas Budi.
(*)