DIKSI.CO, SAMARINDA – Soal kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram masih terjadi di Samarinda hingga saat ini.
Meski para pihak terkait seperti anggota dewan, pemerintah dan pihak Pertamina telah melakukan pertemuan.
Namun nyatanya masih belum ada solusi atau penanganan terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram hingga saat ini.
Akar masalah dari kelangkaan tersebut, dikatakan Anggota Komisi II DPRD Samarinda Laila Fatihah karena minimnya fungsi kontrol.
“Kita selalu dapat info lanjutan dari Hiswana Migas. Permasalahannya kontroling ini tidak ada, dan yang beli ini warga miskin kah? Atau di luar itu,” ucap Laila.
Lanjut dia, dari data yang diterima oleh dewan dari Hiswana Migas. Setiap hari selalu disalurkan ribuan tabung elpiji 3 kilogram. Namun, pasokan tersebut selalu dengan cepat habis.
“Iya tidak tahu kemana. Berapapun yang disalurkan selalu habis. Dan ini harusnya peran kontrol itu dijalankan. Apakah yang membelinya betulan warga miskin atau bukan,” tambahnya.
Reporting yang diberikan Hiswana Migas ini sejatinya sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan pada rapat sebelumnya.
“Iya sesuai rapat kemarin. Berapa-berapanya setiap hari (yang disalurkan) itu selalu dilaporkan ke kami,” tegasnya.
Ditanya lebih jauh mengenai langkah lanjutan untuk menangani kelangkaan saat ini, Laila pun menyebut tidak banyak hal yang bisa dilakuan. Sebab memasuki pertengahan Juni 2023 saat ini masyarakat akan kembali dihadapkan dengan perayaan hari besar seperti Lebaran Idul Adha 1444 Hijriyah.
"Sekarang ini kita masih konsentrasi pemenuhan kebutuhan gas dulu. Apalagi ini menjelang lebaran Idul Adha. Jadi ini dulu dipenuhi kebutuhannya kalau sudah agak tenang baru itu lagi. Masalah zonasi nanti saat agak tenang,” pungkasnya. (Advertorial)